FENOMENA SOSIAL.
Berbicara tentang hubungan antar manusia, sedikitnya
ada enam fenomena yang menarik hati saya yaitu yang pertama apa yang disebut “Cocok-cocokan”, misalnya Si A lebih cocok dengan Si B tapi tidak
cocok dengan Si C dan Si C lebih cocok dengan Si Z dan seterusnya. Berdasarkan
pengalaman hidup saya, tipe orang yang sama akan mengumpul menjadi satu dan
cenderung lebih cocok, maka tidak heran bahwa tanpa kita sadari kita ternyata
terkotak-kotak, dalam kondisi extrim disebut terpecah-pecah. Dan biasanya
kelompok tipe yang satu merasa tidak menyukai bahkan benci pada kelompok tipe
yang lain. Kita semua ditantang untuk mengalahkan semua kecenderungan ini,
sehingga kita menjadi semakin terbuka pada semua orang, dan mampu mengasihi
mereka dengan tulus dan senang hati, dalam hal ini dibutuhkan banyak
kerendahan hati, kemurahan hati dalam
mengampuni dan kesediaan untuk menanggung rasa sakit. Kita harus banyak belajar
dari Santa Theresia Lisieux, dimana ia mampu bergaul dengan baik dengan semua
orang, dan ia justru mengambil keputusan mengutamakan bergaul dengan
orang-orang yang tidak menyenangkannya bahkan yang amat menjengkelkannya.
Fenomena yang
kedua adalah apa yang sering disebut dengan “Menyindir.” Menyindir adalah mengatakan sesuatu hal pada orang
yang dituju, tetapi diungkapkan secara tidak langsung, biasanya orang yang
menyindir itu berbuat seolah-olah dirinya sedang berbicara tentang sesuatu hal
yang berbeda pada lawan bicaranya; entah orang yang dituju itu sendiri atau
orang lain yang ada di dekatnya. Tujuannya biasanya: bisa hanya sekedar humor,
ingin menyadarkan atau ingin sengaja menyakiti secara tidak kentara sehingga
apabila orang yang disindir itu marah atau memberikan komentar tertentu ia akan
dengan mudah mengatakan bahwa ia tidak sedang membicarakan hal itu, atau tidak
sedang membicarakannya.
Fenomena yang ketiga adalah “Ngerumpi”, “Ngegosif”,
atau “Rasan-rasan.” Yaitu adalah
membicarakan di belakang layar, atau membicarakan pada saat orang yang
bersangkutan itu tidak ada. Isinya tidak selalu negatif, bisa juga isinya
berupa pujian dan kata-kata positip tentang orang yang bersangkutan. Tujuannya
bisa macam-macam, antara lain adalah ingin sekedar mengisi obrolan saja dari
pada bengong, ingin menjelek-njelekkan, ingin menjatuhkan nama baik orang yang
bersangkutan, orang yang sedang ngerumpiin itu; ingin memperoleh dukungan,
persahabatan, atau simpati lawan bicaranya dan lain-lain. Biasanya orang yang
terlibat di dalamnya lebih dari satu orang, namun seorang Skizofrenia dapat
ngerumpiin orang lain sendirian, karena jiwanya retak/pecah menjadi dua bagian
atau lebih, maka ia dapat berkomunikasi dengan pecahan jiwanya sendiri
seolah-olah ia berkomunikasi dengan orang lain. Sebenarnya ngerumpi, ngegosip
atau rasan-rasan itu lebih banyak segi negatifnya ketimbang segi positifnya,
namun hampir semua orang menyukainya baik pria maupun wanita, dan karena
mengetahui hal ini, media memanfaatkannya sebagai lahan bisnis. Maka tak heran
bahwa banyak tayangan televisi, koran dan majalah yang menyediakan program atau
kolom khusus tentang hal ini, bahkan ada koran atau majalah tertentu yang dari
awal hingga akhir, isinya hanya tentang hal ini.
Kemudian fenomena yang keempat adalah “Nglulu.”
Maaf, saya tidak tahu istilahnya dalam bahasa
Indonesia, ini adalah istilah dalam bahasa jawa. Nglulu adalah menyuruh,
mempersilakan, atau memberi sesuatu dengan tujuan untuk menyadarkan,
menjerumuskan, atau sengaja ingin menyakiti, tapi dapat juga hanya sekedar
humor. Ciri khasnya adalah ucapan menyuruh, mempersilakan atau memberi itu
dilakukan secara berulang-ulang atau sangat berlebihan.
Sedangkan fenomena yang kelima
adalah apa yang disebut dalam bahasa
jawa dengan “Sawang-sinawang.” Saya juga
tidak tahu istilahnya dalam bahasa Indonesia. Difinisinya kurang lebih adalah
saling memandang bahwa kehidupan orang
lain lebih bahagia dari pada dirinya, atau keluarganya. Padahal kenyataannya
belum tentu demikian, kita tidak tahu sesungguhnya seperti apa kehidupan orang
atau keluarga itu. Bisa jadi orang atau keluarga itu bukannya bahagia, tetapi
justru memendam depresi tersembunyi, mengalami keretakan keluarga, punya musuh,
kelihatannya kaya dan punya perusahaan besar atau banyak; tetapi hutangnya jauh
lebih banyak; atau perusahaannya hampir bangkrut, dan lain sebagainya.
Kemudian fenomena yang keenam adalah
Aura terutama fenomena tarik
menarik atau sedot menyedot aura. Yang saya maksudkan adalah misalnya anda punya
teman yang sangat baik pada anda. Tetapi pada saat itu di sekitar tempat anda
berdua, ada seseorang yang sangat anda benci atau sangat membenci anda . Dalam
situasi seperti itu yang terjadi adalah anda, teman anda dan seseorang yang
sangat anda benci atau sangat membenci anda itu akan mengalami tarik-menarik
atau sedot-menyedot aura, sehingga kalau aura anda lebih lemah daripada aura
orang yang sangat anda benci atau sangat membenci anda itu, maka bisa
dipastikan bahwa teman anda secara tidak langsung diberi dua pilihan, yaitu
akan berpihak pada siapa. Dalam kondisi semacam ini sangat wajar bila kemudian
teman anda bersikap netral dan tidak simpatik atau bahkan justru berpihak pada
orang yang sangat anda benci atau sangat membenci anda itu. Dan anda kemudian
merasa dikhianati atau merasa seakan-akan ada sesuatu energi yang diambil dari
dalam diri anda, sehingga anda akan merasa tidak tentram.
Demikianlah sedikit fenomena yang
saya kenal. Sebenarnya selain itu
masih ada banyak fenomena. Dan
kita harus tahu, agar dapat mensikapinya dengan cerdik dan bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar