Kamis, 10 Oktober 2013

MiLikilah Banyak Sahabat.



1. MILIKILAH BANYAK SAHABAT

            Ciri khas orang yang telah mampu menjalin hubungan sosial yang sehat dan harmonis adalah memiliki banyak  sahabat. Sahabat adalah seseorang yang sangat dekat dengan kita dan ia rela melakukan apa saja yang baik demi kebahagiaan kita. Sahabat lebih dari sekedar teman, kenalan dan kolega. Pada teman, kenalan dan kolega apa yang kita bicarakan kepada mereka adalah hal-hal yang dangkal, yang biasanya adalah hal-hal umum, kelebihan-kelebihan dan kegembiraan-kegembiraan kita saja. Tetapi pada seorang sahabat percakapan kita lebih mendalam. Padanya kita sering curhat dan mengungkapkan sisi-sisi lemah kita bahkan masalah-masalah pribadi kita, seperti kekecewaan, kesedihan dan kemarahan kita. Dan bila kita sedang gembira atau mendapat nasib baik, dia adalah orang pertama yang kita beritahu. Dan dia adalah orang pertama yang kita mintai pertolongan bila kita sedang kesusahan dan biasanya ia akan dengan senang hati menolong kita.
            Banyak hal positip yang kita alami dan rasakan bila kita mempunyai sahabat. Sahabat sebaiknya lebih dari satu, entah dia pria atau wanita, semakin banyak semakin baik. Memiliki sahabat adalah sangat penting sebagai cara belajar awal membangun hubungan yang sehat dan harmonis dalam masyarakat yang lebih luas. Pada sahabat kita dapat belajar artinya mengasihi dan dikasihi, memberi dan menerima, mendengarkan dan didengarkan, rendah hati, sabar, mengalah, setia, gembira, damai dan masih banyak lagi.
            Berdasarkan pengalaman hidup saya, kita akan lebih bahagia bila kita punya sahabat. Dan bila kita mengalami kesusahan dan penderitaan, mereka akan meringankan kesusahan dan penderitaan kita.
            Sejujurnya saya ungkapkan pada anda bahwa waktu SD, SMP, SMA dan kuliah saya tidak mempunyai sahabat seorang pun juga. Hidup saya terasa hampa, bingung dan gersang. Saya menanggung segala penderitaan jiwa saya sendirian. Mungkin inilah penyebab utama saya mengalami sakit jiwa atau justru itu semua adalah akibat penyakit jiwa saya sehingga saya tidak mampu membangun hubungan intim dengan orang lain sebagai sahabat. Kehidupan sosial saya berubah sejak saya keluar dari rumah sakit jiwa untuk yang ketiga kalinya yaitu bulan Agustus tahun 2003. Sejak saat itu saya memutuskan untuk terbuka dan berusaha memiliki sebanyak mungkin sahabat, baik pria maupun wanita. Cara saya mencari sahabat adalah dengan berkenalan, suka menyapa, suka ngobrol, perhatian, jujur, setia dan tulus pada orang-orang yang ingin saya jadikan sahabat. Dengan cara seperti ini saya kini mempunyai banyak sahabat. Mereka semuanya sangat baik pada saya, dan kami saling mengasihi.
            Kesediaan untuk mengobrol sangat penting peranannya dalam membina relasi dengan sahabat-sahabat kita. Berdasarkan pengalaman saya, ngobrol pun ada seninya yaitu kita jangan terburu-buru meloncat-loncat dari satu topik ke topik lainnya, akan lebih baik bila satu demi satu topik didalami sehingga obrolan itu semakin lama semakin mendalam. Orang kadang-kadang terburu-buru meloncat-loncat dari satu topik ke topik lain sehingga terkesan aneh, ini sebenarnya dapat dipahami yaitu mungkin lawan bicaranya tidak suka banyak omong atau hanya diam saja, sehingga ia tidak tahan dan merasa tidak enak dalam keadaan vakum (kosong, hampa, sepi, diam) dalam kondisi semacam ini kita dapat tetap santai dan tenang dan mengobrolkan satu demi satu topik secara mendalam, dan topik yang kita obrolkan tidak harus sesuatu yang penting, yang penting disukai kedua belah pihak.
            Dalam berkomunikasi dengan orang lain kadang-kadang kita akan menjumpai orang-orang yang pandai mempermainkan rasa hati orang. Orang-orang ini sangat tega dan pintar. Ia sering menunjukkan sikap dan perilaku yang berubah-ubah, kadang-kadang menunjukkan sikap dan perilaku yang bersahabat dan kadang-kadang sebaliknya, misalnya: bila kita bersemangat dan antusias padanya tetapi justru ia bersikap dingin dan acuh, bila kita menceritakan sesuatu yang lucu atau menarik padanya, ia tidak tertawa dan menunjukan sikap tidak tertarik, bila kita membantunya ia tidak mengucapkan terimakasih, bila kita memberitahu sesuatu hal yang penting padanya yang ia belum tahu, ia akan bilang bahwa ia sudah tahu, bila kita mengharapkan dukungan dan persetujuannya, ia akan justru melawan, menolak atau bersikap netral. Saya tidak tahu persis apa motivasi mereka berbuat dan bersikap seperti itu, tetapi saya menduga bahwa itulah trik atau cara yang ia pakai agar diterima oleh kita dan agar kita menganggapnya lebih tinggi derajatnya dari diri kita, walaupun trik atau cara ini kadang-kadang justru membuat ia dijauhi, dibenci dan dimusuhi.
            Dilain sisi ada orang-orang tertentu yang polos, apa adanya dan sederhana. Ia seperti anak-anak kecil yang berhati suci. Sikap, tindakan, dan kata-katanya benar-benar sederhana, jujur, tanpa topeng dan trik. Bergaul dengan orang-orang seperti ini adalah sungguh sangat menyenangkan. Bila disimbolkan dalam bentuk binatang, orang-orang seperti ini adalah seperti anjing, yang bila ia menyukai kita ia akan mengibas-ngibaskan ekornya, berlari menemui  kita dan menjilat-njilat bagian tubuh kita, bahkan ia seakan-akan ingin dipeluk atau dibelai-belai. Tetapi bila ia tidak menyukai kita, ia akan menggonggong dengan tidak simpatik, ekornya berdiri dengan kakunya atau ngawet (kaku ke bawah) dan ia tidak segan-segan menggigit kita.                  
            Tetapi saya ingin mengungkapkan bahwa orang yang baik secara sempurna itu tidak ada, Biarawan-Biarawati juga tidak sempurna, bahkan Santo atau Santa pun juga tidak sempurna. Hanya Tuhan yang baik secara sempurna. Kalau kita ingin punya banyak sahabat kita harus belajar menerima dengan tentram segala kekurangan orang lain, terutama segala kekurangan sahabat-sahabat kita.
            Apabila anda mengenal seseorang dan atas pertimbangan tertentu anda tidak berniat untuk menjadikannya sahabat anda, salah seorang teman saya memberi sebuah tip yang jitu yaitu: “Berbuat baiklah padanya tetapi sebaiknya jangan akrab.” Konkretnya jangan lama-lama ngobrol/cangkrukan  dengannya, supaya anda tidak menjadi bagiannya. Apabila anda melakukan hal ini, orang itu akan segan untuk berbuat jahat pada anda. Ini berlaku apabila orang itu adalah seseorang yang licik, suka memanfaatkan orang, sering mendalangi kasus kriminal, atau pun sering melakukan tindak kekerasan sendiri secara langsung. Atau orang-orang tertentu yang tidak anda sukai, atas berbagai pertimbangan, yang hanya anda sendiri yang tahu. Ini penting supaya anda tidak dilunjaki/dilamaki, dan supaya tidak terlalu banyak terlibat suatu masalah yang pada akhirnya dapat merusak suasana damai dalam hati dan pikiran anda.
Saya ingin mengungkapkan bahwa memiliki banyak sahabat itu dapat diibaratkan sebagai sapu lidi dimana apabila lidi itu hanya satu, ia mudah dipatahkan dan tidak dapat diberdirikan dengan tegak, tanpa menancapkannya ke tanah tentunya. Tetapi bila lidi-lidi itu dikumpulkan dan ditali menjadi sebuah sapu lidi, maka lidi yang mulanya hanya satu itu akan tidak mudah dipatahkan dan akan bisa diberdirikan dengan tegak tanpa menancapkannya ke tanah, dan seperti yang anda tahu bahwa apabila lidi itu hanya satu, lidi itu tidak bisa digunakan untuk menyapu tetapi apabila sudah menjadi sebuah sapu, lidi-lidi itu akan sangat bisa digunakan untuk menyapu, bahkan dapat digunakan sebagai sebuah senjata.

Syarat-syarat seorang sahabat yang setia

1.      Memuaskan dia dalam segala sesuatu yang setahu kita berkenan di hatinya.
2.      Bergembira bersama dia dalam kesuksesan, keuntungn serta kemenangannya.
3.      Mengutarakan rahasia-rahasia kita dan memberitahukan hal-hal yang bersifat pribadi kepadanya.
4.      Berbicara baik tentang sahabatnya dalam segala kesempatan.
5.      Bersedia mengurbankan milik, hidup serta kehormatan kita demi dia.

(Sumber: buku “Santo Yohanes dari Salib”, yang disusun oleh H.Pidyarto.O,Carm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar