Selasa, 27 Desember 2011

ANEH.


ANEH

Sekarang aku akan menceritakan bagaimana dua orang temanku memperlakukan binatang. Yang pertama adalah aku mempunyai seorang teman yang percaya bahwa di dalam diri binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan terdapat Roh Tuhan sendiri yang membuatnya dapat hidup dan bergerak, lebih jauh ia pun percaya bahwa binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan juga memiliki jiwa, artinya mereka juga  mempunyai pikiran dan perasaan, oleh sebab itu lah ia sangat mengasihi binatang-binatang bahkan binatang yang sangat kecil sekalipun seperti semut misalnya, dan ia tidak akan sembarangan membunuh binatang kalau binatang itu tidak benar-benar mengganggu, sekalipun itu kecoa atau semut. Contoh konkret tentang bagaimana ia mengasihi binatang-binatang  adalah: Bila ia melihat kupu-kupu atau capung terjebak dalam ruangan tertutup ia akan segera menangkapnya dan kemudian melepaskannya ke alam bebas agar mereka tidak mati, bila ia berjalan dan hampir menginjak semut maka ia akan segera berhenti atau menahan langkah kakinya sehingga semut itu terselamatkan, bila ia melihat dua ekor ayam yang sedang bertarung ia akan segera melerai dan memisahkannya, bila ia melihat anjing dan dirasa anjing itu cukup bersahabat, maka ia akan segera membelai-belai anjing itu dan kalau ia membawa makanan ia akan segera memberikannya pada anjing itu. Pernah pada suatu kali ia sangat kasihan pada burung yang sarang barunya jatuh sebelum sempat ditempati, padahal untuk membuat sarang itu, burung itu mengumpulkan satu demi satu daun dan ranting-ranting kecil, yang bila dihitung jumlahnya lebih dari seribu, itu berarti burung itu lebih dari seribu kali bolak-bolak ketika menyusun ranting itu. Temanku itu juga mengungkapkan keprihatinannya atas burung-burung yang ditembaki oleh orang-orang yang hanya menuruti ego.
            Lalu  sekarang aku akan meceritakan temanku yang kedua. Temanku ini sangat suka pada anjing terutama anak-anak anjing, oleh karena itulah ia sangat senang bermain-main dengan mereka, namun anehnya karena begitu gemasnya anak-anak anjing itu kadang-kadang dibantingnya, sehingga sudah ada puluhan anak anjing yang mati di tangannya. Kadang-kadang ia menaruh anak-anak anjing itu ke dalam kardus kemudian meletakannya di atas kursi di bawah terik sinar matahari, sehingga anak-anak anjing itu kepanasan dan kehausan, apabila anak-anak anjing itu meloloskan diri dan jatuh ke bawah segera anak-anak anjing itu dikembalikan lagi ke dalam kardus itu, begitu seterusnya, sampai akhirnya anak-anak anjing itu sangat kehausan, megap-megap, lemas dan hampir pingsan, ketika itulah anak-anak anjing itu dibawa ke tempat yang teduh kemudian diberi minuman keras, sehingga anak-anak anjing itu mabuk dan teler.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar