MERANTAU KE JAWA TIMUR.

MERANTAU KE JAWA TIMUR

            Setelah mengundurkan diri dari toko pakaian kemudian aku menyusul kakakku di Malang, Jawa Timur, yaitu pada tahun 1996. Aku berangkat bersama tetanggaku karena mereka ingin mengikuti tahbisan salah satu putrinya yang menjadi Biarawati. Singkatnya akhirnya tibalah aku di Malang, lalu aku menginap satu kost dengan kakakku. Kira-kira tiga hari kemudian aku mendapatkan pekerjaan di sebuah biara di kota Batu. Di sana aku bekerja selama tiga bulan, kemudian aku mengundurkan diri karena aku bertengkar dengan ibu masak dapur. Kemudian setelah itu aku menganggur selama dua bulan, pada waktu itu aku merasa sangat sedih karena menjadi beban kakakku. Kemudian aku mengalami depresi dan ingin bunuh diri, maka aku mendaftar tentara dengan tujuan agar bisa cepat mati, tetapi aku tidak diterima. Kira-kira dua bulan kemudian aku mendapat pekerjaan di sebuah biara, di kota Malang.

            Selama bekerja di biara ini, Frater-Frater dan Romo-Romonya sangat baik padaku kadang-kadang aku dibelikan baju oleh seorang Frater. Bahkan ketika aku mengalami depresi berat, Romo Steven dan Romo Gregorius membiayai pengobatanku di psikiater dr.Limas Soetanto. SPKJ. Setelah kurang lebih selama tiga tahun  bekerja di sini, kemudian aku mengundurkan diri karena aku kuliah di sebuah universitas di kota Malang. Selama kuliah aku dibiayai oleh Romo Steven dan Pak Handoko.

            Semester pertama aku jalani dengan gemilang karena aku memperoleh IP tertinggi dari seluruh anak tingkat satu. Namun ketika hampir ujian semester dua aku mengalami stress berat. Sebabnya adalah aku terlalu memaksakan diri untuk belajar. Pada waktu itu aku merasa sudah tidak sanggup lagi melanjutkan studi. Menerima pelajaran rasanya seperti memasukkan air laut ke lubang kecil di pinggir pantai. Kemudian psikiaterku dr.Limas Soetanto.SPKJ memutuskan agar aku berhenti kuliah.

            Kemudian aku pulang ke Lampung, selang tiga hari kemudian aku diajak adikku bekerja di Jakarta sebagai cleaning service di sebuah kantor perusahaan furniture. Enam bulan kemudian aku mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan mebel, di Surabaya, tetapi belum sempat bekerja aku mengalami stres berat dan tiba-tiba aku ingin menjadi pelukis kaki lima di Alun-alun kota Malang. setelah tiba di Malang, oleh Frater Agung aku dibawa ke rumah sakit jiwa. Beberapa bulan kemudian aku sembuh dan oleh Frater Agung aku dicarikan pekerjaan di sebuah rumah retret di kabupaten Malang.

Selama di rumah retret ini, pimpinanku yaitu Bruder Antonius sangat baik dan sayang padaku, sehingga ketika aku telah mengundurkan diri dan bekerja di sebuah perusahaan penagihan hutang, sebagai staf administrasi tetapi tidak krasan, aku kembali diterima bekerja oleh beliau. Hutang budiku begitu banyak pada beliau, antara lain beliau  mencarikan dokter buatku, membelikan obat, memberi uang saku, memberi kamar dan memberi makanan serta minuman setiap hari padaku. Selama di  rumah retret ini aku mengalami berkali-kali jatuh sakit dan di opname di rumah sakit jiwa. Dan selama itu pula, Bruder Antonius lah yang membayar biaya opnameku. Trimakasih banyak Bruder.

Selama tinggal di rumah retret itu hingga sekarang, selain Bruder Antonius, ada beberapa orang yang sangat perhatian pada kesehatanku yaitu Bruder Marco, Frater Hari, Dokter Gitohoesodo, Pak Handoko, Bu Vera. Bruder Marco pernah membawaku ke RSJ ketika aku jatuh sakit, mengunjungi dan membayar biaya opnameku. Frater Hari banyak menasehati aku, mengunjungiku di RSJ dan selalu mendoakan aku, Dokter Gitohoesodo yang merawatku tiap kali aku check up, pada beliau aku berobat secara gratis, beliau merawatku dengan sabar dan telaten. Pak Handoko dan Bu Vera sering memberi uang padaku setiap kali aku mengalami kesulitan. Trimakasih banyak Bruder Marco, Frater Hari, Dokter Gitohoesodo, Pak Handoko, Bu Vera, dan juga aku ucapkan banyak terimakasih pada Frater Agung, yang sekarang sudah menjadi Romo, dan  juga pada Romo Steven, yang selalu tetap perhatian dan mendoakan aku.