SUKAR
MENGAMPUNI
Dahulu aku amat sukar dalam mengampuni. Apabila hatiku
disakiti aku selalu bilang dalam hati: “Awas nanti akan ku balas”, atau “Lihat
saja nanti kalau kita berdua telah mati, pasti Tuhan akan menunjukkan
keadilannya dan memperjelas duduk persoalannya”.
SUKA
INTROSPEKSI
Aku punya sifat jelek, suka mempertanyakan diri sendiri,
meragukan diri sendiri, mencari kekurangan diri sendiri dan menuntut
kesempurnaan diri sendiri, yang membuatku sulit mengambil keputusan.
KOMPETISI
Dulu
aku memandang kehidupan ini sebagai sebuah ajang kompetisi, yang ada adalah
kalah atau menang, terbaik atau terjelek. Maka aku berusaha keras untuk
melebihi orang lain dalam segala hal. Tetapi seiring berjalannya waktu aku
menyadari bahwa pandangan hidupku itu keliru. Ada sebuah pertanyaan besar yang
menghantuiku yaitu: “Pada dasarnya aku hidup di dunia ini untuk apa?”, lalu
keluarlah jawaban dari hasil introspeksiku yaitu untuk mengaktualisasikan diri,
mengembangkan talenta, mengasihi sesama, memuji Tuhan, berbuat baik, bekerja
keras, berdoa, humor, pokoknya semua yang baik-baik, yang jelas bukan untuk
berusaha melebihi orang lain dalam segala hal, bermusuhan, membenci, malas,
atau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar