Meminta uang pada Bank.

MEMINTA UANG PADA BANK

            Setelah itu aku pergi ke salah satu bank di Malang, kemudian ke ATM nya. Waktu itu uangku di rekening tinggal Rp.2500,00, tetapi aku meminta satu juta rupiah. Begitu berkali-kali. Karena tidak bisa maka nomor pinku aku ubah menjadi 999999, angka sempurna, pasti bisa, pikirku. Begitu ku coba berkali-kali ternyata tidak bisa, sampai di depan ATM terjadi antrian panjang orang-orang yang ingin mengambil uang. Kemudian aku mengambil botol parfum yang ku kantongi dan kemudian menyemprotkannya ke dalam ruang ATM sampai habis. Karena lama dan antrian panjang maka pak satpam datang dan aku dipaksa keluar.

            Setelah itu aku duduk di kursi tunggu bank itu, kemudian ketika ada pegawai -pegawai bank turun dari lift, aku datang ke salah seorang dari mereka dan bertanya: “Bosnya yang mana?”, lalu orang itu menunjuk ke arah seseorang, pada orang yang ditunjuk itu aku bertanya: “Pak saya minta uang sebesar satu juta”. “Buat apa?”, katanya. Lalu aku jelaskan: “Untuk menjaga keseimbangan dan menghilangkan racun”. Kemudian beliau menyuruh aku: “Minta izin dulu sama satpam di pos itu, lalu kalau boleh, temui saya di lantai atas”, katanya. Maka akupun datang ke pos satpam. Di situ ada dua orang satpam yang sedang berjaga, lalu aku minta izin: “Pak izinkan saya menemui Bos”, kataku. Kemudian salah seorang satpam itu bertanya padaku: “Ada perlu apa?”, “Saya mau minta uang satu juta”, kataku. Lalu salah seorang yang lain berkata padaku: “Mau test ilmu ya?”, “Nggak”, jawabku. “Jadi buat apa?”, “Untuk mendirikan Negara Republik Indonesia Federal”, jawabku. Mendengar itu satpam-satpam itu menertawaiku, lalu aku disuruhnya pergi. Setelah itu aku pergi dengan pemikiran bahwa bank itu pasti sebentar lagi bangkrut karena tidak mau membantu proyekku menyelamatkan dunia, khususnya Negara Indonesia. Kemudian aku jadi sedih karena mengetahui hal itu. Karena aku sangat menyayangi bank itu, maka aku ingin memberi kesempatan lagi padanya. Maka aku datang lagi ke pos satpam dan mengatakan hal yang sama, dan merekapun kembali menolakku, lalu mengusir aku. Setelah itu aku pergi lagi, sedang aku berjalan beberapa langkah, aku menjadi sedih lagi, karena merasa yakin kalau bank itu tidak menolongku maka dimasa yang akan datang ketika aku telah menjadi Presiden nanti maka bank itu akan bangkrut, maka aku kembali lagi pada satpam, tapi kali ini mereka mengusirku dengan keras sekali, maka akupun putus asa dan pergi, dan tidak kembali lagi.

            Kemudian aku naik mikrolet menuju salah satu Biara di kota Malang, di tengah jalan, sewaktu melewati stadion Gajayana, stadion itu sedang ramai karena ada pertandingan sepak bola, pada waktu itu aku berpikir bahwa di stadion itu sedang ada pemilihan “Messenger of God”, dan aku sangat terharu karena aku merasa yang terpilih adalah aku.

Sesampai di Biara, aku bertemu dengan Romo Steven dan Frater Agung. Setelah itu aku diberi makan. Kemudian oleh Frater Agung aku dibawa ke psikiater, dr.Limas Soetanto.SPKJ, tetapi beliau sudah pulang ke rumah, maka aku diantar ke kosku.