Selasa, 27 Desember 2011

KECELAKAAN


KECELAKAAN

Aku mengenal orang baik, yang mengalami kecelakaan sepeda motor yaitu temanku Evi dan Klara. Pada waktu itu mereka mengikuti latihan koor untuk lomba antar Paroki mewakili Paroki Santa Maria tak bernoda, Lawang. Latihan koor diadakan pada malam hari, tetapi dalam perjalanan pulang mereka ditabrak oleh sepeda motor yang dikendarai oleh dua orang pria yang melarikan diri dari kejaran penjaga counter handphone, karena dua orang pria itu mencuri handphone. Dalam kecelakaan itu teman saya Evi mengalami luka-luka parah kemudian dibawa ke RSU. Dr.Saiful Anwar, Malang dan akhirnya meninggal dunia. Sedangkan Klara kaki sebelah kirinya patah. Namun puji Tuhan ia tidak diamputasi. Kakinya dioperasi hingga akhirnya ia masih bisa berjalan lagi.
            Hal yang kulihat adalah Tuhan memberi pertolongan kepada kedua orang temanku ini melalui tangan orang-orang yang peduli kepada mereka. Banyak orang yang mendoakan mereka, muda-mudi Katolik Lawang sibuk memberikan pertolongan dengan segenap hati seperti mencari dan mengumpulkan dana, dengan membagi kolekte kedua dan mengamen di depan Gereja. Bahkan ada yang menyesal tidak bisa menyumbang darahnya karena golongan darahnya berbeda dengan golongan darah Evi.
            Pada waktu hari pemakaman Evi tepat dihari minggu dimana kelompok koor mereka berlomba. Para anggota koor mengikuti lomba kemudian setelah itu mereka menghantar Evi ke peristirahatan terakhir. Pada waktu itu kelompok koor itu menyumbangkan lagu koor mereka di depan peti jenasah Evi sebelum dimasukkan ke liang lahat. Lagu yang mereka nyanyikan berjudul “Lau Date” dan “Salurkan rahmat Tuhan.”  Lagu itu dibawakan dengan sangat syahdu, diiringi linangan airmata dan isak tangis. Banyak orang yang merasa kehilangan terutama seluruh anggota koor dan muda-mudi Katolik Lawang, termasuk juga aku. Hal yang selalu aku ingat bila teringat Evi adalah senyumnya yang tulus.
            Setelah Emil dikuburkan beberapa anggota koor itu menjenguk Klara di RSU. Dr.Saiful Anwar. Setiap hari ada saja orang yang peduli dan menjenguknya di Rumah Sakit. Pada waktu kecelakaan terjadi mereka berboncengan dengan sepeda motor Vespa. Klara di depan sedangkan Evi di belakang. Pada waktu kecelakaan terjadi, Klara terpental dan masuk selokan. Orang-orang yang menolong tidak melihat Klara karena pada waktu itu malam hari dan gelap, baru kira-kira satu jam kemudian orang-orang mencari dan menemukan Klara dan mereka membawanya juga ke RSU. Dr.Saiful Anwar.
            Setelah dioperasi dan diperbolehkan pulang, Klara menggunakan kursi roda dan dua alat penyangga. Yang sangat aku kagumi darinya adalah semangatnya untuk tetap dapat berjalan. Ia mematuhi saran dokternya untuk sering melatih kakinya untuk berjalan.
            Kadang-kadang pada hari minggu, Mas Toto menjemput Klara dengan mobil dan menghantarnya ke Gereja. Setelah misa kudus selesai banyak orang yang peduli, menyapa dan menjabat tangannya. Dan walaupun ia belum sembuh benar, ia tidak kapok, ia tetap ikut kegiatan muda-muda Katolik Lawang. Karena kekuatan mentalnya inilah ia berhasil sembuh lebih cepat dari apa yang diperkirakan dokter. Klara adalah contoh figur yang patut diteladani dalam menghadapi penderitaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar