KECELAKAAN
Aku
mengenal orang baik, yang mengalami kecelakaan sepeda motor yaitu temanku Evi
dan Klara. Pada waktu itu mereka mengikuti latihan koor untuk lomba antar
Paroki mewakili Paroki Santa Maria tak bernoda, Lawang. Latihan koor diadakan
pada malam hari, tetapi dalam perjalanan pulang mereka ditabrak oleh sepeda
motor yang dikendarai oleh dua orang pria yang melarikan diri dari kejaran
penjaga counter handphone, karena dua orang pria itu mencuri handphone. Dalam
kecelakaan itu teman saya Evi mengalami luka-luka parah kemudian dibawa ke RSU.
Dr.Saiful Anwar, Malang dan akhirnya meninggal dunia. Sedangkan Klara kaki
sebelah kirinya patah. Namun puji Tuhan ia tidak diamputasi. Kakinya dioperasi
hingga akhirnya ia masih bisa berjalan lagi.
Hal yang kulihat adalah Tuhan
memberi pertolongan kepada kedua orang temanku ini melalui tangan orang-orang
yang peduli kepada mereka. Banyak orang yang mendoakan mereka, muda-mudi
Katolik Lawang sibuk memberikan pertolongan dengan segenap hati seperti mencari
dan mengumpulkan dana, dengan membagi kolekte kedua dan mengamen di depan
Gereja. Bahkan ada yang menyesal tidak bisa menyumbang darahnya karena golongan
darahnya berbeda dengan golongan darah Evi.
Pada waktu hari pemakaman Evi tepat
dihari minggu dimana kelompok koor mereka berlomba. Para anggota koor mengikuti
lomba kemudian setelah itu mereka menghantar Evi ke peristirahatan terakhir.
Pada waktu itu kelompok koor itu menyumbangkan lagu koor mereka di depan peti
jenasah Evi sebelum dimasukkan ke liang lahat. Lagu yang mereka nyanyikan
berjudul “Lau Date” dan “Salurkan rahmat Tuhan.” Lagu itu dibawakan dengan sangat syahdu,
diiringi linangan airmata dan isak tangis. Banyak orang yang merasa kehilangan
terutama seluruh anggota koor dan muda-mudi Katolik Lawang, termasuk juga aku.
Hal yang selalu aku ingat bila teringat Evi adalah senyumnya yang tulus.
Setelah Emil dikuburkan beberapa anggota
koor itu menjenguk Klara di RSU. Dr.Saiful Anwar. Setiap hari ada saja orang yang
peduli dan menjenguknya di Rumah Sakit. Pada waktu kecelakaan terjadi mereka
berboncengan dengan sepeda motor Vespa. Klara di depan sedangkan Evi di
belakang. Pada waktu kecelakaan terjadi, Klara terpental dan masuk selokan.
Orang-orang yang menolong tidak melihat Klara karena pada waktu itu malam hari
dan gelap, baru kira-kira satu jam kemudian orang-orang mencari dan menemukan
Klara dan mereka membawanya juga ke RSU. Dr.Saiful Anwar.
Setelah dioperasi dan diperbolehkan
pulang, Klara menggunakan kursi roda dan dua alat penyangga. Yang sangat aku
kagumi darinya adalah semangatnya untuk tetap dapat berjalan. Ia mematuhi saran
dokternya untuk sering melatih kakinya untuk berjalan.
Kadang-kadang pada hari minggu, Mas
Toto menjemput Klara dengan mobil dan menghantarnya ke Gereja. Setelah misa
kudus selesai banyak orang yang peduli, menyapa dan menjabat tangannya. Dan
walaupun ia belum sembuh benar, ia tidak kapok, ia tetap ikut kegiatan
muda-muda Katolik Lawang. Karena kekuatan mentalnya inilah ia berhasil sembuh
lebih cepat dari apa yang diperkirakan dokter. Klara adalah contoh figur yang
patut diteladani dalam menghadapi penderitaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar