KAKAK
DIUSIR AYAH
Pada suatu hari kakakku pulang dari bermain bersama
saudara sepupuku. Kemudian saudara sepupukuku itu oleh kakak disuruh menginap
di rumahku, karena hari sudah malam. Saudara sepupuku ini sangat tidak disukai
oleh ayahku, tetapi hal ini tidak disadari oleh kakakku.
Pagi harinya mereka bangun kesiangan maka ayah marah
besar, lalu terjadi pertengkaran mulut antara ayah dan kakak, lalu karena
sangat marahnya ayah mengusir kakak. Lalu kakak benar-benar pergi. Ia naik
kereta api lalu pergi ke Prabumulih kemudian sesampai di stasiun ia berjalan
kaki menyusuri rel kereta api tak tentu arah. Namun oleh kebaikan seorang
pegawai PJKA, ia diberi makan dan pakaian.
Kemudian pada suatu hari ia pulang. Hatiku begitu gembira. Karena sangat
gembiranya aku berseru: “Ternyata akhirnya pulang juga”. Tetapi kata-kataku ini
disalah artikan olehnya, sangkanya aku mengejeknya. Kemudian setelah beberapa
hari di rumah, ia pergi lagi, tapi kali ini ia pergi sangat jauh, yaitu ke
pulau jawa. Ia naik bis ke suatu daerah, setelah kehabisan ongkos lalu ia
bekerja pada orang, setelah mendapat uang ia naik bis lagi, lalu setelah
kehabisan uang bekerja pada orang lagi, begitu seterusnya.
Melalui perjalanan yang berliku-liku penuh kesusahan dan
kesedihan akhirnya sampailah ia di Malang, Jawa Timur, tepatnya di sebuah Biara
di kota Batu, yang pada suatu saat aku akan menyusulnya yang akan aku ceritakan
nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar