Selasa, 27 Desember 2011

MASUK SEKOLAH SMA.


MASUK SEKOLAH SMA

            Setelah aku lulus SMP, ayahku mengatakan padaku  bahwa beliau tidak mampu menyekolahkan aku lagi. Pada waktu itu hatiku begitu terpukul. Aku benar-benar tidak dapat menerima kenyataan itu. Oleh sebab itulah aku mengajak ayah mencari beasiswa, lalu ayahku mencobanya tetapi tidak berhasil. Setelah mendekati hampir putus harapan, aku mempunyai ide untuk mencari bantuan kantor sosial pemerintah. Kami mengalami kesulitan dalam mencari letak kantor itu berada, tetapi berkat niat dan tekadku dan kesetiaan ayah menemani aku, maka akhirnya kami berhasil menemukan kantor itu.  Setelah ke sana, kami mengatakan tujuan kami dan kami diberitahu bahwa kami harus membuat surat permohonan yang harus ditanda tangani bapak RT, RW, Lurah dan Camat. Maka aku dan ayah berusaha keras mendapatkannya, sampai akhirnya kami melengkapi syarat itu. Tetapi ketika surat permohonan itu kami sodorkan pada kantor sosial , mereka menanyakan: aku sudah diterima di sekolah SMA mana? Kemudian aku menjawab bahwa aku belum mendaftar ke sekolah manapun. Kantor sosial mengatakan bahwa surat permohonan itu hanya berlaku bila aku sudah mendaftar dan diterima di sekolah negeri. Aku sadari kebodohanku, kemudian aku dan ayah berusaha mencari sekolah negeri, namun pendaftaran sudah terlambat. Tetapi aku tidak putus asa, aku mendatangi sekolah SMA swasta Katolik. Kemudian kami mengungkapkan bahwa kami tidak mampu membayar biaya pendaftaran dan semua biaya di sekolah itu. Kami memohon bantuan bapak kepala sekolah, yang pada waktu itu adalah bapak Soetarwo.BA. Beliau menyarankan agar kami membuat surat permohonan yang harus ditanda tangani oleh bapak RT, RW, Lurah dan Camat. Maka kamipun senang karena kami sudah mempunyai surat itu. Namun perjuanganku belum berhenti, karena pak Soetarwo mengharuskan aku menjalani test wawancara dan test tertulis. Tetapi untunglah aku berhasil lulus test walau hanya dengan nilai yang pas-pasan. Akhirnya aku diterima dan diperbolehkan sekolah di sekolah itu secara gratis. Kadang-kadang pak Soetarwo memanggilku dan mengatakan padaku bahwa aku boleh meminta apa saja pada beliau, asalkan itu untuk keperluan sekolah, tetapi aku tak pernah sekalipun memintanya. Karena aku sekolah berdasarkan beasiswa maka di sekolah aku sangat minder sekali dan sangat takut berbuat nakal. Terimakasih banyak pak Soetarwo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar