KEMAMANG.

KEMAMANG

            Pada suatu sore hari, aku dan kakak pergi ke rumah nenek. Dalam perjalanan Kami memilih jalan pintas dengan berjalan melintasi tengah lapangan sepak bola. Tepat ketika berada di tengah lapangan, kakak menoleh ke belakang dan berseru: “Wi lari ada Kemamang!”, sambil menunjuk ke arah kemamang itu. aku menoleh dan melihat memang benar apa yang dikatakan kakak, ada bola api berwarna merah kekuningan seperti lingkaran api yang berjalan lebih kurang satu meter di atas tanah. Maka kontan akupun lari menyusul kakak dan kami menjadi percaya bahwa kemamang itu memang benar-benar ada.