Di ruang Semangka.

DI RUANG SEMANGKA

            Aku berada di ruang Semangka mulai bulan April 2003 sampai bulan Agustus 2003, jadi kurang lebih selama empat bulan. Aku dibawa ke ruang ini pada waktu malam oleh pak Mantriku, beliau menerangkan bahwa aku rajin membantu maka aku tidak ditaruh diruang isolasi tetapi diruang pasien yang agak sehat.

            Di ruang ini aku kembali jatuh cinta pada seorang suster AKPER, yang bernama Pretty dan kepada suster lain lagi yang bernama Dewi. Pada kedua suster ini aku banyak menghadiahi lukisan-lukisan dan puisi-puisi. Puisi-puisi itu antara lain berjudul: Komitmen, Kau spesial bagiku, Suster-susterku, Terimakasih, Sahabat, Rindu, Petualang cinta, Nanar, Suster Dewi dan Litani kecewa. Selain itu aku menulis dua buah cerita yaitu: Antara kau dan aku, dan Keajaiban cinta.

            Waktu di ruang ini aku disukai oleh seorang pasien cewek yang berada di ruang Anggur, seorang gadis yang cantik jelita. Ia sering menemuiku dan pernah menciumku serta pernah ku cium, tetapi tidak lebih dari itu.

            Di ruang ini dulu ada temanku yang suka mengulang-ngulang tindakkanya, misalnya ketika sedang berjalan ia maju kemudian mundur lagi, lalu maju lagi. Apabila diajak berjabat tangan ia mengulurkan tangannya tapi sebelum bersentuhan ia menarik kembali tangannya lalu mengulurkannya lagi.

            Ada pasien yang berkata bahwa kedua gigi depannya ompong karena sengaja dibuatnya sendiri. Ia bercerita bahwa tetangganya gigi depannya ompong dan bisa meludah lewat lubang gigi itu tanpa membuka mulutnya, maka ia ingin menirunya dengan cara sengaja melubangi gigi depannya dengan paku.

            Ketika di ruang ini aku punya komitmen untuk latihan percakapan bahasa Inggris, maka setiap kali bertemu suster-suster AKPER, dokter-dokter muda yang sedang praktek, atau mahasiswa-mahasiswi yang sedang study tour, aku mengajak mereka ngobrol dengan bahasa inggris.