DI
RUANG APEL
Aku di opname di ruangan ini pada bulan juni 2002, sampai
bulan desember 2002, jadi kurang lebih selama enam bulan. Aku dibawa ke RSJ
kira-kira jam 10.00 pagi oleh Frater Kus, ketika beliau sedang menyelesaikan
administrasi, aku berada di kursi tunggu bersama Frater Ginting. Ketika melihat seseorang mirip
kakakku, aku segera berlari ke arahnya, kemudian mengambil sikap tegap dan
memberi hormat dengan tangan kananku, setelah itu aku berkata: “Lapor tugas
sudah siap dilaksanakan!”, orang itu hanya tertawa. Waktu itu aku berpikir dan
yakin bahwa kakakku adalah kepala Masinis kereta api Negara Republik Indonesia
Federal, jadi dia adalah kunci pemberangkatan kereta api negara, dan apabila kereta
api sudah berjalan, maka setiap orang yang mencoba menghentikannya akan
ditabrak. Dalam pikiranku maksudnya semua itu adalah simbol bahwa apabila
Negara Republik Indonesia Federal sudah dinyatakan berlaku maka ibaratnya
seperti kereta api, siapapun yang mencoba menghalanginya akan ditabrak, karena
kereta api tidak bisa berhenti mendadak.
Ketika pertama kali masuk ruang Apel, aku melihat karpet
berwarna hijau tua, aku merasa bahwa itu adalah simbol galaksi Andromeda, maka
aku menggelarnya, kemudian aku berdiri diatasnya, sedangkan tempat diluar
karpet itu ibaratnya adalah udara luar angkasa. Ketika pak Mantri mengetahui
ulahku, ia segera menghampiriku, karena ketakutan aku melompat ke atas tempat
tidur. Kemudian aku dipegang, setelah itu ditaruh di atas tempat tidur, beralas
triplek tanpa kasur, kemudian kedua tangan dan kakiku diikat kira-kira selama
tiga hari. Ketika itu aku merasa tersiksa, karena apabila wajah atau bagian
tubuhku yang lain terasa gatal, aku tidak bisa menggaruk. Dan aku tidak bisa mengambil
air minum sendiri ketika haus. Pada malam harinya, aku berteriak-teriak
menirukan suara monyet, sambil terus berbicara tanpa henti. Waktu itu ada
seorang pasien yang merasa terganggu, kemudian memukul aku. Tetapi aku masih
tetap terus bicara, karena aku tidak bisa menahan bicara.
Tiga
hari kemudian aku dilepaskan. Kemudian aku berjalan-jalan di dalam ruangan.
Ketika itu aku melihat pak Mantri dan seorang pasien sedang bermain catur dan
karena sternya hilang maka diganti dengan botol kosong kecil. Aku merasa bahwa
botol itu berisi iblis maka ketika mereka selesai bermain catur, diam-diam
botol itu aku ambil dan aku hancurkan dengan tongkat pel-pelan. Melihat itu
salah seorang Mantri mengham-piriku dan meninju perutku, hingga terasa sakit
sekali.
Pada
hari-hari pertama aku masuk ruang Apel, aku berpikir bahwa teman-teman pasienku
adalah para Dewa, jadi aku mengamati mereka dengan teliti dan aku menirukan
setiap sikap dan tingkah laku mereka, misalnya cara duduk, berjalan dan ketika
ada diantara mereka yang suka makan buah trembesi maka akupun ikut makan juga,
rasanya campuran antara pahit dan manis.
Pernah
waktu disuruh bangun tidur pada waktu pagi hari, aku langsung masuk bak mandi,
menenggelamkan seluruh tubuhku selama beberapa detik, tanpa melepas pakaian
yang aku pakai.
Waktu
itu aku merasa bahwa aku dipengaruhi kekuatan supranatural dari luar diriku.
Apabila aku menemukan bungkus korek api bergambar harimau, maka gambar itu aku
telan, pikirku apabila aku telan maka aku akan memiliki kekuatan seperti
harimau. Jadi aku menelan macam-macam gambar seperti gambar burung, singa,
kerbau dan juga bungkus-bungkus rokok.
Pada
suatu hari ada seorang Mantri yang sedang memperbaiki sepeda motor. Setelah
selesai, di tempat untuk memperbaiki sepeda motor itu berceceran beberapa tetes
oli dan bensin. Tiba-tiba aku dekati dan aku oleskan jariku pada tetesan itu
dan aku telan, sampai tidak tersisa sedikitpun. Alasanku waktu itu adalah bahwa
bila bekas oli dan bensin itu aku telan maka aku akan memiliki kekuatan sepeda
motor.
Aku
merasa bahwa terjadi persaingan dalam memperebutkan kursi Presiden Republik
Indonesia Federal, dan persaingan menjadi juru selamat alam semesta yang baru.
Dan aku merasa bahwa akulah yang terpilih dari seluruh orang Indonesia. Aku
merasa dikejar-kejar oleh orang-orang Islam dan mau dibunuh karena aku beragama
Katolik. Dalam telingaku aku mendengar bunyi-bunyian senjata-senjata tajam dan
senjata-senjata api, serta teriakan-teriakan orang-orang yang akan membunuhku,
sehingga aku jadi amat ketakutan.
Kira-kira
bulan Oktober, Nopember dan Desember tiba musim mangga dan di RSJ banyak pohon
manga, maka hampir tiap hari aku mencari dan makan mangga, baik mentah maupun
matang, hingga aku menjadi batuk dan pilek.
Apabila
keluarga temanku sesama pasien menjenguk, maka biasanya mereka membawa makanan
lalu dibagi-bagi. Kami semua senang dan sering rebutan makanan.
Aku
mengalami gila angka 4. Setiap minum mengambil air sebanyak 4 kali, setiap
membuat tanda salib sebanyak 4 kali, setiap mandi mengambil air sebanyak 4
kali, dan seterusnya. Dalam pikiranku waktu itu, angka 4 adalah angka sempurna,
maksudnya itu adalah jumlah 4 entitas utama di agama Katolik yaitu: “Allah
Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus dan Bunda Maria.
Aku
melihat segala sesuatu sebagai simbol yang diwakilinya, yang pasti memiliki
makna, entah baik atau buruk. Kalau benda ini begini maka artinya begini, kalau
benda ini begitu maka artinya begitu, misalnya apabila ada orang memakai kaos
merah, maka berarti orang itu pemberani, dan apabila yang dipakai kaos berwarna
hitam maka orang itu jahat dan berbahaya. Ketika itu ada orang yang memakai
kaos bertuliskan “Dead Rider”, maka aku anggap bahwa orang itu pembunuh dan
berbahaya bagiku.
Pada
suatu hari aku keluar ruangan dan berjalan-jalan di halaman RSJ. Aku masuk ke
semak-semak belukar dan menjumpai rumah kosong, sewaktu berada di rumah kosong
itu aku menemukan kabel berwarna merah dan biru maka kabel-kabel itu aku
ikatkan di tanganku dan aku pakai sebagai gelang, karena pikirku apabila aku
menggelangi kabel-kabel itu, maka aku akan menjadi sangat sakti. Kemudian aku
kembali ke ruangan, setiba di sana ada seorang Mantri yang menyuruhku agar
melepas kabel-kabel itu, tetapi aku tidak mau, tiba-tiba dari sebelah kiriku
kepalaku dihantam oleh Mantri lain, terus dihantam secara bertubi-tubi dengan
tangan dan kaki. Tindakan kekerasan adalah salah satu therapy di RSJ, para
Mantri menyebutnya obat hitam.
Kadang-kadang
di RSJ ada mahasiswa dan mahasiswi AKPER
yang praktek, dan kebanyakan suster-susternya masih muda dan cantik-cantik.
Sewaktu di ruang Apel ini, aku jatuh cinta pada Widya, dan Dian. Waktu itu Widya
bertugas di ruang Jeruk dan Dian di ruang Ketimun. Aku menghadiahi mereka
dengan lukisan-lukisan dan puisi-puisi, dan di hadapan mereka aku selalu menyanyi:
Cinta yang tulus di dalam hatiku,
Tlah bersemi karenamu.
Hati yang suram kini tiada lagi,
Tlah bersinar karenamu.
Semua
yang ada padamu,
Oo….membuat
diriku, tiada berdaya.
Hanyalah
bagimu, hanyalah untukmu,
Seluruh
hidup dan cintaku.
Biarkan hujan membasahi bumi,
Atau bulan tiada berseri.
Namun jangan kau biarkan cintaku,
Yang tulus suci hanya padamu.
Semua
yang ada padamu,
Oo….membuat
diriku tiada berdaya.
Hanyalah
bagimu, hanyalah untukmu,
Seluruh
hidup dan cintaku.
Pada suatu hari ada seorang mahasiswa AKPER pria yang
mendekatiku dan mengolok-olok aku. Ia mengatakan bahwa aku begitu bodoh
sehingga bisa masuk RSJ berkali-kali, ibaratnya sudah tahu tinja tapi kok
dicium, bahkan sampai berkali-kali.
Di ruang Apel dulu ada pasien yang setiap hari mencari
sampah-sampah, lalu memasukkanya ke dalam
baju dan celananya, kemudian mengikat jari-jari tangan, kaki, dan juga
penisnya. Ia begitu giat dalam
mencari sampah-sampah seolah-olah pekerja keras. Ia melakukan itu dari pagi
hingga siang, bahkan ia sampai lupa makan, kemudian pak Mantri memanggilnya
maka ia baru makan.
Pernah suatu kali ada pasien pria yang menciumi
pasien-pasien lain sesama pria. Maka ia dihantam oleh pasien-pasien yang tidak
mau dicium. Tetapi pada seorang pasien yang berwajah jelek, ia justru memukul.
Pasien yang berwajah jelek itu marah, lalu mengambil tempat susu besar dan
berat, kemudian mau digunakan untuk menghantamnya, tetapi hal itu dicegah oleh
pak Mantri: “Jangan, nanti mati”.
Dulu di ruang Apel ada seorang pasien yang suka memakai
celana dalam rangkap-rangkap, bisa 3 atau 4 celana dalam dipakai sekaligus,
yang mungkin diperolehnya dari pasien-pasien lain.
Ada yang menjual rokok lintingan. Satu linting Rp.500,00.
Selain itu di dekat dapur RSJ ada
seorang pasien yang menjual rokok bungkusan dari berbagai merk rokok, juga
korek api dan tembakau bungkusan.
Akhirnya aku dijemput pulang pada waktu menjelang natal
dibulan Desember. Hatiku sungguh senang tak terkira
JUAL TUYUL ANAK BUTA KELLING
BalasHapusJUAL TUYUL ANAK BUTA KELLING - HUBUNGI KAMI DI NO HP. – 082-369-439-555
atas nama KI ARIB WIDODO anda butuh pasugihan adopsi tuyul hub segera di no 082-369-439-555
assalamualaikum wr, wb.KI saya:PAK JOKO .dan SEKELUARGA mengucapkan banyak2
terimakasih kepada KI ARIB WIDODO atas angka togel yang di
berikan “4D” alhamdulillah ternyata itu benar2 jebol dan berkat
bantuan KI ARIB WIDODO saya bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya yang
ada di BANK dan bukan hanya itu KI alhamdulillah sekarang saya
sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya
sehari2. itu semua berkat bantuan KI ARIB WIDODO sekali lagi makasih banyak
yah KI … yang ingin merubah nasib seperti saya hubungi KI ARIB WIDODO di
nomor: (((_082-369-439-555_)))
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan…sendiri….
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
1″Dikejar-kejar hutang
2″Selaluh kalah dalam bermain togel
3″Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4″Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
5″Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
Solusi yang tepat jangan anda putus aza…KI ARIB WIDODO akan membantu
anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
butuh angka togel 2D_3D_4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: KI ARIB WIDODO DI NO: (((_082-369-439-555_)))
angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/
angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/
angka GHOIB; malaysia
angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/
angka GHOIB; laos