MencoLok mata SyaifuL.

MENCOLOK MATA SYAIFUL

            Kami tinggal di desa. Dinding rumah kami terbuat dari geribik bambu dan beratap ilalang. Pada suatu hari aku dan adik-adik sedang bermain di luar rumah, tetapi tiba-tiba Syaiful datang dan aku tidak suka pada Syaiful. Maka aku mengajak adik-adik segera masuk rumah. Tetapi Syaiful memanggil-manggil dan mengintip melalui lubang geribik bambu. Tanpa pikir panjang matanya segera aku colok dengan telunjuk jariku. Maka kontan saja Ia berteriak kesakitan. Aku sungguh merasa bersalah dan takut dimarahi kedua orang tuaku bila mereka pulang dari ladang. Maka segera aku mengambil sabit dan memangkas rumput halaman rumah. Aku berpikir bila ibu dan ayah pulang, mereka tidak seberapa memarahi aku. Namun kemudian aku mendapat informasi dari adikku bahwa sakit mata Markus sudah sembuh. Hatiku sangat senang mendengarnya. Tetapi aku putuskan tetap meneruskan membersihkan rumput halaman hingga ketika kedua orang tuaku pulang, mereka senang dan memuji-muji aku.