TINGGAL DI ASRAMA.

TINGGAL DI ASRAMA

            Pada waktu SMP, aku bersekolah di sekolah Katolik, dan aku tinggal di asrama Darusalam. Asrama itu dipimpin oleh seorang Biarawan. Adapun letak asrama itu didekat gereja paroki Kotabumi. Tiap hari kami berdoa bersama, belajar bersama, makan bersama, bahkan tidur juga bersama dalam satu ruangan terdiri dari banyak bed.

            Tiap hari kami bersekolah dengan menempuh perjalanan kaki sejauh +- 1 Kilometer. Seminggu sekali Kami latihan drumband dan berolahraga dengan berjalan kaki sejauh +- 4 kilometer menuju tempat itu. Tempat latihan drumband dan olahraga itu bernama Rumah Kita.

            Kadang-kadang asrama kami dikunjungi oleh kelompok-kelompok doa dari luar kota, yang biasanya bila datang mereka sembari memberi bantuan berupa mie instant, sarden dan kadang-kadang berupa makanan siap makan berupa nasi, sayur dan lauk-pauk. Pernah suatu hari, tamu-tamu itu dimohon menjadi juri lomba tanaman hias pada tanaman-tanaman di pot-pot yang kami rawat. Setiap anak memiliki satu tanaman di pot. Dan aku berhasil mendapat juara 3. Tetapi aku tidak hanya merawat tanaman di pot itu, di belakang asrama aku lihat ada lahan yang terbengkalai maka aku merawat dan menanami lahan itu dengan tanaman hias, dan aku atur sedemikian rupa sehingga sejuk dipandang mata. Disamping taman itu aku meratakan tanah dan membersihkannya kemudian aku jadikan tempat olahraga seperti senam, push up dan lain-lain. Bila sedang sedih atau kacau, aku pergi ke taman itu dan taman itu sedikit melegakan hatiku.

            Kadang-kadang Bruder pemimpin asrama kami yaitu Bruder Paulus, mengadakan lomba seperti kuis Kitab Suci atau menggambar. Pernah setelah aku menggambar untuk diriku sendiri, kemudian aku menggambar untuk temanku yang katanya tidak bisa menggambar. Pada waktu penilaian tiba, ternyata gambar yang aku buat untuk diriku sendiri tidak mendapat juara tetapi gambar temanku yang aku gambarkan justru mendapat juara dua. Dan yang lebih aku herankan juara satunya justru adalah gambar anak hasil menjiplak dengan alat.

            Pernah Bruder Paulus mengadakan lomba melukis di pagar depan asrama yang terbuat dari papan. Bruder Paulus membelikan cat dan kuas pada kami. Pada waktu lomba itu aku menggambar seorang pria dalam imajinasiku yaitu seorang “Marlboro Man” tetapi aku kasih kacamata dan karena pada waktu itu aku tidak tahu persis rupa kacamata, maka aku menggambar kacamata secara terbalik terutama bagian atas hidungnya.