Minggu, 25 Desember 2011

Perjuanganku untuk sembuh.


BAB: II. PERJUANGANKU

PERJUANGANKU UNTUK SEMBUH DARI
SAKIT JIWA (SCHIZOPHRENIA)

            Aku sangat ingin bisa sembuh secara total dari sakit jiwa. Aku memiliki niat yang kuat, maka aku minum obat secara teratur seperti yang dianjurkan dokter dan tidur cukup setiap hari, bahkan lebih dari 8 jam, namun aku tetap saja keluar masuk rumah sakit jiwa. Pada waktu itu aku sering mengalami efek samping obat seperti pikiran mati dan badan kaku, tangan bergetar atau tremor dan lain-lain. Beberapa temanku mengatakan padaku bahwa cara kerja obat sakit jiwa adalah dengan mematikan syaraf, bila ini berlangsung lama maka akan terjadi kerusakan syaraf secara permanen. Setelah itu aku takut minum obat, tetapi aku tetap meminum obatku secara teratur, dengan harapan agar tidak mengalami kumat lagi. Karena patuhnya minum obat, pernah aku meminum obat pil Progmatil (Clorplormazin) sebanyak 9 butir sekaligus karena diperintah oleh halusinasiku sendiri, untung aku muntah-muntah, meski begitu aku tidak bisa bangun tidur selama kurang lebih 3 hari. Aku meyakini bahwa obat memang diperlukan, apalagi ketika aku dalam kondisi kumat, karena obat mampu meredam gejala-gejala sakit jiwa seperti waham, halusinasi dan paranoid.
            Sampai pada suatu hari aku menemukan bahwa obat mujarab bagiku adalah doa dan persahabatan. Mula-mula aku menjalani doa yang disebut: “Doa Yesus”, aku mengenal doa ini waktu retret di Pertapaan Karmel, Ngadireso, Tumpang. Aku melakukan doa ini dengan mengulang-ngulang dalam hati mengucapkan: “Tuhan Yesus Kristus, Kasihanilah aku”. Waktu menarik nafas, dalam hati aku mengucapkan: “Tuhan Yesus Kristus”. Dan waktu menghembuskan nafas, aku dalam hati mengucapkan: “Kasihanilah aku”. Aku melakukan doa ini selama bertahun-tahun, sampai pada suatu hari aku mengalami keraguan akan rumusan doa ini, kemudian aku sering berganti-ganti rumusan. Dan aku menjumpai bahwa aku tidak bisa menemukan rumusan Doa Yesus yang cocok bagiku.
            Sampai pada suatu hari aku mengenal Father Mikael. Aku mengungkapkan keluh kesah dan harapanku pada beliu. Kemudian beliau mengajariku sebuah doa, yang aku sebut: “Doa hati, yang dibimbing Roh”. Inilah metode doa yang aku pakai hingga sekarang, karena sangat sederhana dan sangat cocok bagiku.
            Sebelum mengajarkan metode doa ini, Father Mikael terlebih dulu membuka mata hati dan pikiranku, bahwa rumusan dan metode doa tidaklah penting, karena dalam berdoa sebaiknya aku menggunakan hati, bukan pikiran. Biarlah Roh Kudus yang membimbing, kata beliau.
            Pertanyaan yang beliau ajukan padaku adalah: Mengapa kamu harus mengikuti pendapat orang banyak agar berpegang pada satu rumusan? Mengapa rumusan doamu ingin diterima dan diakui semua orang? Mengapa kamu berdoa dengan menggunakan pikiran? Lalu beliau memberi contoh, bahwa dalam kitab suci diajarkan dalam perintah utama yang pertama: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu (Mat 22:36-40)”, tetapi gereja tidak mengajarkan doa: “Tuhan aku mengasihimu”, maka beliau berdoa: “Allah Bapa aku mengasihimu”, “Tuhan Yesus Kristus, aku mengasihimu”, “Allah Roh Kudus, aku mengasihimu”. Dalam berdoa beliau tidak mementingkan rumusan dan tidak membutuhkan persetujuan orang banyak dan tidak ingin rumusan doanya diakui semua orang, dan beliau menjelaskan padaku bahwa rumusan doa itu tidak ada yang buruk. Semua rumusan doa adalah baik.
            Father Mikael berkali-kali menerangkan padaku bahwa dalam berdoa aku sebaiknya menggunakan hati dan bukan pikiran. Sampai pada suatu hari beliau merasa capek menasehatiku dan marah karena aku tetap tidak mengerti dan terlalu bebal. Namun beliau tetap membimbingku karena beliau merasa bertanggungjawab atas keselamatan jiwaku. Lalu beliau memberi ilustrasi: “Pada waktu Petrus melihat Tuhan Yesus Kristus berjalan di atas air, ia kemudian berlari menjumpai-Nya dengan berjalan di atas air, namun kemudian ia tenggelam. Father Mikael menjelaskan bahwa pada waktu Petrus berjalan di atas air itu, ia menggunakan hati tetapi kemudian ia tenggelam karena ia berpikir: “Kok bisa saya berjalan di atas air?”.
            Kemudian Father Mikael memberi ilustrasi lain: Tersebutlah seorang Misionaris yang ditugaskan untuk mewartakan Injil di sebuah pulau terpencil. Lalu di situ, Misionaris itu mengajarkan : “Doa Bapa kami”, kemudian pulang ke biaranya. Selang beberapa bulan kemudian ia datang lagi, tetapi penduduk di situ meminta maaf karena mereka semua telah lupa akan “Doa Bapa kami”, yang telah diajarkan oleh Misionaris itu, kemudian ia mulai mengajar lagi, setelah itu ia kembali pulang ke biaranya. Beberapa bulan kemudian Misionaris itu datang lagi ke pulau itu, ketika ia masih di dalam perahu, penduduk setempat telah mengetahui bahwa itu adalah Sang Misionaris, kemudian mereka segera berlari dengan berjalan di atas air untuk menjumpai Sang Misonaris, kemudian mereka berkata: “Maaf Father, tolong ajari kami Doa Bapa kami lagi, karena kami telah lupa lagi”. Melihat dan mendengar hal itu Sang Misionaris berkata: “Tidak perlu berdoa Bapa kami, karena doa itu telah menyatu dengan hatimu”. Father Mikael menjelaskan padaku bahwa “Yang penting bukan rumusan doamu tetapi hatimu”.
            Beliau ingin agar aku menempatkan Tuhan Yesus Kristus sebagai pusat hidupku. Pertanyaan beliau adalah: “Yang menjadi pusat hidupmu itu kamu sendiri atau Tuhan?”. Beliau memandang bahwa selama ini aku hanya memikirkan diriku sendiri, bukan Tuhan, aku berputar-putar dengan pikiranku seperti benang ruwet. Beliau mengharapkan agar aku berubah. Beliau mengajarkan agar aku selalu mengajak Tuhan berkomunikasi dalam segala apapun yang aku lalukan, seturut bimbingan Roh Kudus. Misalnya bila aku sedang mandi, berdoa: “Tuhan bersihkanlah hati dan pikiranku, seperti aku membersihkan tubuhku”. Bila aku sedang menyiram bunga: “Tuhan tumbuhkanlah bunga ini, seperti engkau menumbuhkan aku”.
            Jadi dalam melakukan “Doa hati yang dibimbing roh” ini, kita tidak terbatas dalam satu rumusan saja, melainkan kita boleh memegang banyak rumusan doa, yang didoakan secara spontan menurut situasi dan kondisi, misalnya:
Tuhan Yesus Kristus, kasihanilah aku.
Tuhan Yesus Kristus, Kasihanilah aku dan ………
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah andalanku.
Tuhan Yesus Kristus, datanglah.
Tuhan Yesus Kristus, Engkau sungguh baik.
Tuhan Yesus Kristus, terimakasih banyak.
Tuhan Yesus Kristus, ku bersyukur pada-Mu.
Tuhan Yesus Kristus, dimuliakanlah nama-Mu.
Tuhan Yesus Kristus, jadilah kehendak-Mu.
Tuhan Yesus Kristus, tolonglah aku.
Tuhan Yesus Kristus, selamatkanlah aku.

            Selain obat, tidur cukup dan doa masih ada factor lain yang sangat mendukung penyembuhan, yaitu hubungan social yang sehat dan harmonis. Untuk menciptakan hubungan social yang sehat dan harmonis aku butuh sahabat. Maka aku berusaha mencari sahabat sebanyak-banyaknya, dan kini aku telah memiliki banyak sahabat. Mereka sangat baik padaku.
            Dalam menjalin persahabatan, aku kerap kali menemui masalah bahkan pertengkaran, hal itu terjadi karena aku kurang peka akan kebutuhan mereka, akan perasaan, pikiran dan sikap mereka. Namun aku berusaha untuk mendengarkan dan mencari solusi yang terbaik sehingga hubungan kami kembali baik. Namun ada juga sahabatku yang sampai sekarang belum mau memaafkan aku, padahal aku tidak bermaksud menyakiti hatinya. Tetapi ia tidak mau tahu. Sampai sekarang ia masih marah padaku.
            Gejala utama penyakitku adalah waham, halusinasi dan paranoid. Waham yaitu memiliki keyakinan keliru tetapi tidak bisa dikoreksi. Halusinasi yaitu pencerapan indera tanpa rangsang yang sebenarnya. Sedangkan paranoid adalah curiga yang berlebihan. Contoh konkretnya adalah aku sering merasa dibicarakan, dalam bahasa Jawanya: Rungon-rungon merasa dirasani. Hal ini semakin diperparah karena aku berpikir negative. Inilah yang sering menggangguku dan membuatku tersiksa, aku sering merasa sakit hati, dan hal ini cenderung merusak hubungan baikku pada sahabat-sahabatku, dan teman-teman kerja. Inilah alasannya mengapa aku merasa obat itu perlu.
            Selain hal-hal tersebut di atas, masih ada satu lagi factor penting pendukung penyembuhan yaitu “Bertindak wajar-wajar saja”, atau dalam bahasa lain: “Lumrah”. Aku merasa hal ini penting karena sebagai seorang penderita sakit jiwa, tanpa bertindak aneh pun aku sudah aneh, apalagi bila orang melihat aku nyata-nyata berbuat aneh, bisa-bisa aku disangka kumat dan dimasukkan RSJ lagi. Contoh konkretnya aku kalau makan punya selera yang agak liar, misalnya bila makan dan lalap pete, aku lebih suka pete itu aku makan bersama kulitnya yang masih hijau, aku juga suka lalap daun dan kulit jeruk, selain itu aku juga suka lalap bawang putih.
            Pada suatu hari aku titip pada teman kerjaku bagian dapur untuk membelikan bawang putih. Ketika ditanya aku menjawab jujur untuk aku pakai lalap makan. Apa yang terjadi? Mereka menyangka bahwa aku kumat lagi, dan bawang putih itu aku gunakan untuk menangkal makhluk halus, dan gossip pun tersebar bahwa aku kumat lagi. Dimana-mana tiap ada kesempatan mereka membicarakan aku, dan mereka mulai bersiap-siap mau membawaku ke RSJ lagi.
            Selain hal-hal itu semua, masih ada satu lagi factor penting sebagai pendukung penyembuhan, yaitu: “Menjadi orang yang baik”. Menjadi orang yang baik berarti patuh pada hukum dan tidak berbuat dosa. Mengapa hal ini penting? Yaitu karena setiap pelanggaran yang aku lakukan dapat membuat aku merasa bersalah. Dan rasa bersalah ini dapat membuat aku cemas dan gelisah. Dan hal ini dapat membuat aku jatuh sakit lagi.
            Berdasarkan pengalamanku yang aku utarakan di atas, maka kalau aku buat garis besar, ada 6 faktor penting yang mendukung penyembuhan yaitu:
  1. Obat (Teratur minum obat, apalagi waktu dalam kondisi kumat).
  2. Tidur (Tidur cukup sangat perlu).
  3. Doa (Tuhan menjadi pusat hidup).
  4. Persahabatan (Hubungan social yang sehat dan harmonis).
  5. Lumrah, (Bertindak wajar-wajar saja).
  6. Menjadi orang yang baik (Patuh pada hukum dan tidak berbuat dosa).
Itulah tadi hal-hal yang aku pegang dalam rangka menjaga agar aku tetap sehat. Aku berharap tidak kumat lagi. Aku selalu mengharapkan mukjijat Tuhan, dan sambil menunggu mukjijat itu terjadi, aku berjuang keras untuk bisa sembuh. Aku mohon doakanlah aku.








10 komentar:

  1. Wah luar biasa anda bisa melawan penyakit itu. Kalau saja aku bisa seperti anda. Kalau aku kondisiku sudah semakin parah dan terbaring lumpuh di tempat tidur, lumpuh karena pikiran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faith Hill, sama halnya denganku.

      Hapus
    2. Sekarang saya sudah lumayan membaik dan sudah bisa bekerja (sekitar 10 bulan).kuncinya adalah obat yang cocok. Karena banyak sekali obat penenang di luar sana. Tapi hanya ada satu yg cocok dgn kita. Kalau aku cocok dengan jenis risperidone. Sangat membantu sekali

      Hapus
  2. JUAL TUYUL ANAK BUTA KELLING
    JUAL TUYUL ANAK BUTA KELLING - HUBUNGI KAMI DI NO HP. – 082-369-439-555
    atas nama KI ARIB WIDODO anda butuh pasugihan adopsi tuyul hub segera di no 082-369-439-555





    assalamualaikum wr, wb.KI saya:PAK JOKO .dan SEKELUARGA mengucapkan banyak2
    terimakasih kepada KI ARIB WIDODO atas angka togel yang di
    berikan “4D” alhamdulillah ternyata itu benar2 jebol dan berkat
    bantuan KI ARIB WIDODO saya bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya yang
    ada di BANK dan bukan hanya itu KI alhamdulillah sekarang saya
    sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya
    sehari2. itu semua berkat bantuan KI ARIB WIDODO sekali lagi makasih banyak
    yah KI … yang ingin merubah nasib seperti saya hubungi KI ARIB WIDODO di
    nomor: (((_082-369-439-555_)))
    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan…sendiri….
    Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
    1″Dikejar-kejar hutang
    2″Selaluh kalah dalam bermain togel
    3″Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
    4″Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
    5″Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
    tapi tidak ada satupun yang berhasil..
    Solusi yang tepat jangan anda putus aza…KI ARIB WIDODO akan membantu
    anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
    butuh angka togel 2D_3D_4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin 100% jebol
    Apabila ada waktu
    silahkan Hub: KI ARIB WIDODO DI NO: (((_082-369-439-555_)))
    angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/
    angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/
    angka GHOIB; malaysia
    angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/
    angka GHOIB; laos

    BalasHapus
  3. Terimakasih sudah mau berbagi. dari apa yang sudah saya browsing, mungkin saya juga sudah menderita shizofrenia, meskipun masih kategori ringan tetapi sudah sangat mengganggu, terutama dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.
    saya malu mengatakan pasa siapapun apa yang saya alami. bisakah saya meminta nomor yang bisa dihubungi? terimakasih sebelumnya ya.

    BalasHapus
  4. Saya juga pengidap.. obat itu dapat dari mana ya?? Biar bisa tidur pulas soalnya udah 1th ini saya mengalami susah tidur sudah brobat 2x kepsikiater dikasih obat penenang juga tdk mempan dan ke hipnoterapi juga tdk ada perubahan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga sempat seperti anda, susah tidur dan sepertinya pikiran ini jalan terus. Kalau aku cara mengatasinya dulu dengan banyak aktivitas dan olahraga , setelah beraktivitas dan olahraga jadi cepat tidur. Dan juga jangan lupa bersosialisasi

      Hapus
  5. dr malang ya mbak? ada kontak yg bisa dihubungi? kebetulan aku mengidap gejala yang sama. mungkin pean bisa bantu aku. ini pin bb saya d1704af6 mkasih, GBU.

    BalasHapus
  6. Kitab al quran dapat dengan cepat menyembuhkan sakit hati dalam diri manusia dan menyembuhkan sakit jiwa manusia.

    http://www.superartikelblog.xyz/

    BalasHapus
  7. Mohon dukungan doa untuk kesembuhan saya dan anak saya sudah lama sakit. Terima kasih.

    BalasHapus