Jumat, 06 September 2013

Di putus pacar.



DIPUTUS PACAR

Di bawah naungan cinta aku termanggu,
merasakan hangatnya tubuh dan jiwamu.
Aku tersentak tak percaya,
semua ini kini tlah sirna.
Tinggal duka dan sisa bahagia,
yang masih ku rasa.

Pahit memang,
hati tercabik ku rasa.
Namun apa daya kekasih memaksa.
Dia tlah punya dia,
yangg beda dan jauh lebih sempurna,
sedang aku hina nestapa.


Slamat jalan kasih,
impianmu tlah menjadi nyata.
Cintamu membara padanya.
Biarlah senyum di dalam hatiku tercabik,
meninggalkan luka menganga.

Horee aku ikut bahagia,
karena kekasihku tlah bebas merdeka.
Dia melangkah dengan pastinya,
menuju padanya,
yang ketika itu aku sadar,
dukacitaku karena ditinggal kekasih.

“Oh sayang!”,
jangan panggil aku “Sayang”, lagi.
Aku terlena sumpah aku terpana
Kini aku merana.
Detik-detik kehilangan belum terasa,
karena masih bahagia,
sebab ciuman terakhir.

Kini terasa sepi,
hati hampa.
Dia tlah tak sudi tuk diikat.
Ikatan adalah beban,
tuk hati yang bagai bara ke lain hati.
Putuskan semua ikatan,
sebelum berserah diri.

Oh, kekasihku,
aku tlah menang di medan perang,
dia tlah terjungkal,
mati terkapar,
ha...ha...ha...
Mari kita rayakan,
sambutlah aku ke pelukan mu,
mari kita menari,
sampai pagi tiba.

Aku bebas,
aku puas.
Dia tlah mati selamanya.
Tidak ada lagi rasa bersalah.
 Aku manusia bebas,
tuk mencinta dan dicinta.
Kasih aku milikmu,
kaupun milikku,
dia tlah tiada.



Aku slalu bahagia,
kekasihku bagai api,
aku menari-nari.
Kepada semua orang ku bilang:
Kekasihku cantik rupawan penuh pesona,
pada akhirnya aku menangis.

Oh, bara apiku yang tercinta,
musnahkan aku dalam lumatan mu,
agar aku menggelinjang penuh nafsu.
Tiada yang tersakiti,
hanya kita berdua, bisiknya.
Biarin dia.

Biarin aku bercanda,
candamu keterlaluan sayang.
Lihat hatiku penuh luka memar.
Sebentar lagi aku mati,
padam tiada suara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar