Rabu, 11 September 2013

Kecewa.



KECEWA

            Pada suatu hari, seorang mahasiswi AKPER yang sedang bertugas di RSJ curhat padaku dan meminta agar curhatnya itu aku tuliskan. Maka lahirlah coretan-coretan berikut ini:

Dulu engkau mengejar-ngejar cintaku,
hampir setiap hari engkau datang padaku:
“Karena rindu”, katamu.
Setiap bertemu engkau banyak cerita,
dengan spontan dan ceria.
Engkau selalu berterus terang,
dalam setiap curhatmu.
Engkau membuat aku merasa berharga,
dan sering melambungkan jiwaku,
seolah-olah sampai ke surga.

Tapi kemudian engkau berubah,
engkau tak lagi mengagumiku,
engkau tak pernah memujiku,
dan engkau tak mau lagi tersenyum padaku,
apalagi tertawa.
Bahkan engkau terlihat jadi acuh tak acuh padaku.
Kau jarang menemuiku,
bahkan sudah tiga bulan ini,
engkau tak menemuiku.
Walau engkau tak secara jelas mengatakan
telah memutuskan cintamu,
terus terang aku kecewa padamu.
Sungguh aku kecewa padamu.

Aku kecewa karena:
Engkau mengangkatku ke langit,
kemudian menjatuhkanku ke bumi.
Aku kecewa karena:
Kau tak muncul-muncul lagi.
Aku kecewa karena:
Kau diam bila bertemu.
Aku kecewa karena:
Kau selalu menolak menjawab pertanyaanku.
Aku kecewa karena:
Engkau jadi berani memarahiku,
padahal aku hanya ingin
memberi perhatian padamu.
Aku kecewa karena:
Engkau tidak menghargai cintaku lagi.
Aku kecewa karena:
Engkau tidak pernah lagi memberitahu kabarmu.
Aku kecewa karena:
Engkau tak mau mengunjungi aku lagi.
Aku kecewa karena:
Di matamu aku tidak cantik lagi.
Dan yang paling menyakitkan hatiku adalah:
Aku kecewa karena:
Engkau jadi tidak setia padaku.
Aku benar-benar kecewa padamu
Namun dalam kekecewaan ini aku rindu padamu.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar