KECEWA
Pada suatu hari, seorang mahasiswi AKPER yang sedang bertugas
di RSJ curhat padaku dan
meminta agar curhatnya itu aku tuliskan. Maka lahirlah coretan-coretan berikut ini:
Dulu engkau
mengejar-ngejar cintaku,
hampir setiap hari
engkau datang padaku:
“Karena rindu”, katamu.
Setiap bertemu engkau
banyak cerita,
dengan spontan dan
ceria.
Engkau selalu berterus
terang,
dalam setiap curhatmu.
Engkau membuat aku merasa
berharga,
dan sering melambungkan
jiwaku,
seolah-olah sampai ke
surga.
Tapi kemudian engkau
berubah,
engkau tak lagi
mengagumiku,
engkau tak pernah
memujiku,
dan engkau tak mau lagi
tersenyum padaku,
apalagi tertawa.
Bahkan engkau terlihat
jadi acuh tak acuh padaku.
Kau jarang menemuiku,
bahkan sudah tiga bulan
ini,
engkau tak menemuiku.
Walau engkau tak secara
jelas mengatakan
telah memutuskan
cintamu,
terus terang aku kecewa
padamu.
Sungguh aku kecewa
padamu.
Aku kecewa karena:
Engkau mengangkatku ke
langit,
kemudian menjatuhkanku
ke bumi.
Aku kecewa karena:
Kau tak muncul-muncul
lagi.
Aku kecewa karena:
Kau diam bila bertemu.
Aku kecewa karena:
Kau selalu menolak
menjawab pertanyaanku.
Aku kecewa karena:
Engkau jadi berani
memarahiku,
padahal aku hanya ingin
memberi perhatian
padamu.
Aku kecewa karena:
Engkau tidak menghargai
cintaku lagi.
Aku kecewa karena:
Engkau tidak pernah lagi
memberitahu kabarmu.
Aku kecewa karena:
Engkau tak mau
mengunjungi aku lagi.
Aku kecewa karena:
Di matamu aku tidak cantik
lagi.
Dan yang paling
menyakitkan hatiku adalah:
Aku kecewa karena:
Engkau jadi tidak setia
padaku.
Aku benar-benar kecewa
padamu
Namun dalam kekecewaan
ini aku rindu padamu.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar