SURAT
UNTUK SUSTER NARNI YANG PERTAMA
Salam damai sejahtera dalam kasih Tuhan,
Suster Narni, aku sungguh
senang sekali dapat berjumpa dengan Suster lewat surat ini. Bila mengingat
beberapa waktu yang lalu aku juga senang karena dapat berjumpa denganmu di RSJ,
sebab dalam sedikit hari aku telah merasakan kasihmu. Sungguh engkau telah memberi
lebih dari yang kau kira, karena engkau mau bersahabat dengan aku orang yang
hina ini.
Suster Narni, aku dapat merasakan betapa cantiknya
hatimu, secantik wajahmu yang tulus dan indah, dan aku dapat merasakan betapa
sangat perhatiannya engkau padaku. Sungguh engkau sesuai dengan namamu, yaitu
Narni.
Aku sangat menyesal karena aku tidak mencurahkan cukup
banyak waktu untuk bertemu dan ngobrol denganmu di rumah sakit. Dan yang paling
aku sesali dan mengganjal dihatiku adalah aku terlambat membantu mengangkutkan
tasmu ke bis, waktu hari terakhir engkau bertugas di rumah sakit, dan aku tidak
sempat membuat kata-kata perpisahan yang cukup berarti.
Suster Narni yang baik, aku tahu bahwa engkau telah punya
pacar, dan kemudian hubungan kita hanyalah sebatas sahabat saja. Tapi ku
katakan terus terang padamu bahwa aku bukanlah sahabat yang baik, karena
diam-diam aku jatuh hati padamu. Dalam perasaan yang ku simpan ini, engkau ku
sebut dalam doaku setiap hari, dan aku berharap Tuhan akan mengabulkan doa cintaku.
Dalam perjalanan hidupku sejauh ini, aku telah letih
mencari tambatan hati, dimana aku dapat curhat dengan sepenuh hati, dan kini
aku menemukan engkau.
Bila aku ingat siapa diriku, terkadang aku sangat rendah
diri, dan aku punya cukup banyak alasan realistis untuk melupakan dirimu, yaitu
karena engkau jauh berbeda dariku. Namun aku putuskan untuk tetap mengikuti
aliran cintaku padamu.
Walaupun engkau sudah tahu bahwa aku mengejar cintamu,
namun janganlah engkau takut padaku, karena aku tidak akan mengganggu atau
membahayakan dirimu. Dalam proses ini aku memilih untuk berjuang dengan cara
yang indah.
Beberapa hari yang lalu aku bermimpi. Dalam mimpiku aku
berada di sebuah gereja dalam keadaan sakit, tiba-tiba aku lihat dirimu sedang
berdoa dan mendoakan aku, lalu engkau menghampiriku dengan wajah yang bersinar
dan penuh pengertian yang mendalam. Seketika aku mendapat rasa damai yang
pasti. Tetapi setelah itu engkau hilang dari hadapanku, kemudian aku mencarimu
di antara kerumunan gadis-gadis, dan aku berhasil menemuimu, lalu aku menjabat
tanganmu. Bagiku ini adalah mimpi yang luarbiasa karena gadis yang aku impikan
hadir dalam mimpiku.
Engkau mengatakan bahwa bulan September nanti kamu sudah
wisuda, tapi sebelumnya engkau harus menyusun tugas akhir. Dalam menghadapi itu
semua aku berdoa semoga engkau dapat melewati masa-masa sulit dengan sukses.
Masih ingatkan? bahwa engkau pernah menulis doa buatku di
sebuah kartu berwarna orange, kartu itu masih ku simpan hingga sekarang.
Kadang-kadang aku membacanya, dan bila membaca aku pasti ingat kamu, dan
setelah itu aku bahagia.
Hal yang pasti bila aku ingat tentang kamu adalah
senyummu yang manis, matamu yang bersinar dan wajahmu yang indah.
Suster Narni yang cantik, pada kesempatan ini aku ingin
bertanya padamu, masihkah engkau mengingat aku? Kalau engkau masih ingat aku
makasih ya. Oya Suster cukup sampai disini dulu ya, lain kali kita sambung
lagi. Salam kangen dariku: Yohanes Winoto.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar