Senin, 23 September 2013

PercayaLah Pada Tuhan.



  PERCAYALAH PADA TUHAN.

Sebelum membahas sub judul ini lebih lanjut baiklah kita menyimak dan merenungkan lebih dahulu perikop-perikop kitab suci berikut ini, namun saya tidak akan mengomentari perikop-perikop ini, saya hanya akan mencantumkannya untuk membuka mata hati dan pikiran anda agar lebih mengenal dan percaya pada Tuhan Yesus, biarlah perikop-perikop kitab suci ini sendiri yang berbicara pada anda, sebelumnya ada baiknya saya perjelas bahwa yang dibicarakan di dalam perikop-perikop ini adalah Tuhan Yesus, baiklah kita mulai saja:

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Mat 11:28-30).

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yoh 1:1-5)

“Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. (Yoh1:10-13).

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai anak tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh 1:14)

“Dialah (Tuhan Yesus) yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” (Yoh 6:27).

“Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yoh 6:29).

“Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku. ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35).

“Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan kubuang.” (Yoh 6:37).

“Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” (Yoh 6:40).

“Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.” (Yoh 6:47).

“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga . Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yoh 6:51)

“Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yoh 8:12).

“Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” (Yoh 8:24-24).

“Ia yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” (Yoh 8:29).

“Sesungguhnya barang siapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” (Yoh 8:51).

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58).

“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yoh 10:11).

“Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali, inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yoh 10:17).

“Aku dan Bapa adalah satu.” (Yoh 10:30).

“Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yoh 10:38).

“Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barang siapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.” (Yoh 12:44-45).

“Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.” (Yoh 13:13-14).

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” (Yoh 14:6-7).

Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.” (Yoh 14:8-11).

“Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku.” (Yoh 15:23).

“Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya.” (Yoh 16:15).
“Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33).

“Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh 18:37).

“Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang awal dan Yang Akhir.” (Wah 22:13).

“Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” (Wah 22:16).

Kita sebaiknya harus percaya bahwa Tuhan Yesus  adalah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa. Selain harus percaya pada Tuhan Yesus, kitapun harus mengasih-Nya. Kalau kita mengasihi Tuhan Yesus, kitapun harus mengasihi sesama, karena Tuhan Yesus hadir dalam diri sesama kita. Memang di dalam semua agama ada kebenaran tetapi puncak pewahyuan dan kesempurnaan ada di dalam Tuhan Yesus.
Sewaktu saya ikut doa Lectio divina, Frater Agung.O,Carm pernah mengungkapkan bahwa dalam semua agama menyatakan bahwa Tuhan itu adalah sebuah misteri yang tak terpecahkan, tetapi dalam iman Katolik kita dapat sedikit mengintip seperti apa sebenarnya Tuhan itu, karena di dalam iman Katolik kita tahu bahwa Tuhan adalah kasih, bahwa Tuhan itu satu, dan bahwa Tuhan yang satu itu terdiri dari Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus. Allah Bapa yang mengutus Tuhan Yesus ke dunia ini untuk menyelamatkan umat manusia, Tuhan Yesus yang melaksanakan proses penebusan itu dengan wafat di kayu salib dan bangkit, sedangkan Allah Roh Kudus yang menyelenggarakan dan menghidupi karya keselamatan itu sesudah Tuhan Yesus bangkit.
Bila anda bukan orang Kristen, saya sarankan tetap milikilah kepercayaan pada Tuhan menurut agama atau aliran kepercayaan anda masing-masing. Jangan sampai anda tidak percaya pada Tuhan, karena Tuhan itu benar-benar ada dan Ia sangat mengasihi anda.
Berbicara tentang Tuhan saya teringat akan semboyan retret Choice yaitu “Mengenal, mencintai dan melayani-Mu, terindah dalam hidupku.” Saya rasa ini adalah ungkapan mendalam pengalaman seseorang bersama Tuhan. Alangkah beruntungnya kita bila kitapun dapat dengan jujur dan tulus bisa berkata demikian juga.
Bu Maria pernah mengatakan pada saya bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Kalau seseorang sakit, salah satu dari ketiga hal itulah yang terganggu dan dapat dijumpai dimana ketiga hal itu semua terganggu, dan bahwa saya dapat sembuh 100% dan lepas dari obat apabila saya percaya dan menyerahkan diri saya sepenuhnya pada Tuhan Yesus. Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Jimmy dan Bu Sri pada saya bahwa saya dapat sembuh 100% bila saya percaya dan mengandalkan Tuhan Yesus 100%.
Pada suatu hari saya menemukan selembar kertas berisi kata-kata Yesus yang sangat menyentuh hati saya. Saya tidak tahu siapa nama pengarangnya, namun agaknya kata-kata itu di tulis oleh seorang biarawan Pasionis karena ada lambang konggregasi Pasionis. Lembaran itu berjudul: ”Cintailah aku sebagaimana adanya engkau”, yang untuk memudahkan anda akan saya lampirkan di bawah ini:
“Cintailah Aku sebagaimana adanya engkau”

Aku mengenal kerapuhanmu, pergumulanmu dan penderitaan jiwamu, kekurangan, kelemahan dan penyakit tubuhmu; Aku mengenal takutmu, dosa-dosamu, walaupun begitu, Aku tetap berkata kepadamu: ”Berikanlah hatimu kepada-Ku,  cintailah Aku sebagaimana adanya engkau.”
Jika engkau menantikan lebih dahulu menjadi malaikat dan baru kemudian menyerahkan dirimu kepada cinta, engkau tidak akan pernah mencintai. Walaupun engkau masih juga takut dalam menjalankan kewajiban dan keutamaan, walaupun masih jatuh dan jatuh kembali didalam kelemahan yang sebenarnya tidak ingin kau lakukan lagi, Aku tidak mengijinkan engkau untuk tidak mencintai Aku.
Cintailah seperti apa adanya engkau. Disetiap saat dan dalam sikon apapun, dalam semangat atau kekeringan, dalam kesetiaan atau ketidaksetiaan, cintailah Aku seperti apa adanya engkau.
Aku menghendaki kasih dari hatimu yang miskin itu; jika engkau menunggu menjadi sempurna dahulu, engkau tidak akan pernah mencintai Aku.
Tidak dapatkah Aku mengubah setiap butir pasir dan menjadikannya seorang serafin yang bercahaya kemurnian, kemuliaan dan cinta? Bukankah Aku Yang Maha Kuasa? Jika Aku senang membiarkan berada dalam ketiadaan makhluk-makhluk yang sangat indah ini dan menyukai cinta yang sederhana dari hatimu, bukankah Aku ini tuan atas cinta Ku?
Putera-puteri-Ku, biarkanlah Aku mencintaimu, Aku merindukan hatimu. Memang Aku rindu mengubah engkau dalam peredaran waktu, tapi untuk sekarang ini Aku mencintaimu seperti apa adanya engkau dan Aku ingin agar engkau berbuat begitu juga; Aku ingin melihat dari kerapuhan yang paling mendasar lahirlah cinta. Aku mencintai di dalam dirimu kelemahanmu juga, Aku ingin agar dari jiwa-jiwa yang tidak bersih keluarlah terus-menerus suatu seruan; ”YESUS AKU MENCINTAI MU”.
Aku menghendaki hanya melodi hatimu, Aku tidak membutuhkan baik ilmu maupun bakatmu. Hanya satu hal saja yang Aku rindukan, melihat engkau bekerja dengan cinta.
Bukan keutamaan-keutamaanmulah yang Aku rindukan, sebab seandainya Aku mengaruniakannya kepadamu, pasti engkau yang begitu lemah akan mempergunakan untuk memupuk cinta diri yang egois; jangan cemas karena itu. Sebenarnya Aku dapat menentukan kamu untuk hal-hal yang mulia; tidak, engkau akan menjadi hamba yang tidak berguna; malahan yang sedikit yang ada padamu akan Aku ambil. Karena Aku telah menciptakan kamu hanya untuk cinta.
Hari ini Aku berada di ambang pintu hatimu seperti seorang pengemis, Aku Raja dari segala raja! Aku mengetuk dan menanti; bergegaslah, bukalah hatimu  bagi-Ku. Jangan membawa kerapuhan sebagai dalih; seandainya engkau sungguh mengenal kekuranganmu, pasti engkau mati karena kesedihanmu. Yang akan dapat melukai Hati-Ku ialah sikapmu yang ragu-ragu terhadap-Ku dan kurang percaya kepada-Ku.
Aku ingin agar engkau membawa diri-Ku dalam hatimu pada setiap jam disiang maupun malam hari; Aku ingin agar engkau melakukan perbuatan yang paling kecil sekalipun hanya demi cinta. Aku meletakkan keyakinan-Ku atas dirimu untuk menemukan kegembiraan.
Janganlah engkau cemas karena engkau tidak memiliki keutamaan; Aku akan berikan kepadamu segala yang Aku miliki. Apabila engkau menderita, Aku akan memberikan kekuatan-Ku.
Engkau telah memberi cinta, Aku mengaruniakan kemampuan mencintai lebih dari pada yang dapat engkau harapkan maka ingatlah cintailah Aku seperti apa adanya. Aku telah memberi Ibu-Ku; buatlah agar semua tindakanmu melalui Hatinya Yang Tidak Bernoda.
Apa saja yang terjadi, janganlah menunggu untuk menjadi suci baru mempersembahkan dirimu kepada cinta, seandainya demikian engkau tidak akan pernah berhasil mencintai-Ku.
Pergilah…”

Untuk belajar lebih jauh apa artinya percaya pada Tuhan, marilah sekarang kita merenungkan dan menarik kesimpulan sendiri dari enam perikop kitab suci berikut ini:

Perkawinan di Kana

(Yoh 2:1-10)

            Pada hari ketiga ada perkawianan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawianan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya; “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta, “Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”
Angin ribut diredakan
(Mrk 4:35-41,
dan lihat pararelnya di Mat 8:23-27 dan Luk 8:22-25).

            Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meningggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Syarat berkenan pada Tuhan
(Mat 7:21-23)

            “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Menjala ikan
(Luk 5:4-7)

            Yesus berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Menjala ikan

(Yoh 21:2-6)

            Di pantai itu (danau Tiberias) berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Yesus menampakkan diri kepada Tomas
(Yoh 20:24-29)

            Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
            Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar