PERCAYALAH PADA TUHAN.
Sebelum membahas sub judul ini lebih lanjut baiklah
kita menyimak dan merenungkan lebih dahulu perikop-perikop kitab suci berikut
ini, namun saya tidak akan mengomentari perikop-perikop ini, saya hanya akan
mencantumkannya untuk membuka mata hati dan pikiran anda agar lebih mengenal
dan percaya pada Tuhan Yesus, biarlah perikop-perikop kitab suci ini sendiri
yang berbicara pada anda, sebelumnya ada baiknya saya perjelas bahwa yang
dibicarakan di dalam perikop-perikop ini adalah Tuhan Yesus, baiklah kita mulai
saja:
“Marilah kepada-Ku, semua
yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu
enak dan beban-Ku pun ringan.” (Mat 11:28-30).
“Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada
mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa
Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di
dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yoh 1:1-5)
“Ia telah ada di dalam dunia
dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada
milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak
Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang
diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh
keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. (Yoh1:10-13).
“Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai anak tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh 1:14)
“Dialah (Tuhan Yesus) yang
disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” (Yoh 6:27).
“Inilah pekerjaan yang
dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus
Allah.” (Yoh 6:29).
“Akulah roti hidup;
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku. ia tidak akan haus lagi.” (Yoh 6:35).
“Barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan kubuang.” (Yoh 6:37).
“Inilah kehendak Bapa-Ku,
yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
(Yoh 6:40).
“Sesungguhnya barangsiapa
percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.” (Yoh 6:47).
“Akulah roti hidup yang
telah turun dari sorga . Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya.” (Yoh 6:51)
“Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia
akan mempunyai terang hidup.” (Yoh 8:12).
“Kamu berasal dari bawah,
Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi
Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu
tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” (Yoh 8:24-24).
“Ia yang telah mengutus Aku,
Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat
apa yang berkenan kepada-Nya.” (Yoh 8:29).
“Sesungguhnya barang siapa
menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” (Yoh
8:51).
“Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58).
“Akulah gembala yang baik.
Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yoh 10:11).
“Bapa mengasihi Aku, oleh
karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun
mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku
sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali, inilah
tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yoh 10:17).
“Aku dan Bapa adalah satu.”
(Yoh 10:30).
“Bapa di dalam Aku dan Aku
di dalam Bapa.” (Yoh 10:38).
“Barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus
Aku; dan barang siapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.”
(Yoh 12:44-45).
“Kamu menyebut Aku Guru dan
Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.” (Yoh
13:13-14).
“Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang
ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” (Yoh 14:6-7).
Kata Filipus kepada-Nya:
“Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata
Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun
engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat
Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak
percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku
katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya,
percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.” (Yoh 14:8-11).
“Barangsiapa membenci Aku,
ia membenci juga Bapa-Ku.” (Yoh 15:23).
“Segala sesuatu yang Bapa
punya, adalah Aku punya.” (Yoh 16:15).
“Aku telah mengalahkan
dunia.” (Yoh 16:33).
“Aku memberi kesaksian
tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan
suara-Ku.” (Yoh 18:37).
“Aku adalah Alfa dan Omega,
Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang awal dan Yang Akhir.” (Wah 22:13).
“Aku adalah tunas, yaitu
keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” (Wah 22:16).
Kita sebaiknya
harus percaya bahwa Tuhan Yesus adalah
Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia
dari belenggu dosa. Selain harus percaya pada Tuhan Yesus, kitapun harus
mengasih-Nya. Kalau kita mengasihi Tuhan Yesus, kitapun harus mengasihi sesama,
karena Tuhan Yesus hadir dalam diri sesama kita. Memang di dalam semua agama
ada kebenaran tetapi puncak pewahyuan dan kesempurnaan ada di dalam Tuhan
Yesus.
Sewaktu saya
ikut doa Lectio divina, Frater Agung.O,Carm pernah mengungkapkan bahwa dalam
semua agama menyatakan bahwa Tuhan itu adalah sebuah misteri yang tak
terpecahkan, tetapi dalam iman Katolik kita dapat sedikit mengintip seperti apa
sebenarnya Tuhan itu, karena di dalam iman Katolik kita tahu bahwa Tuhan adalah
kasih, bahwa Tuhan itu satu, dan bahwa Tuhan yang satu itu terdiri dari Allah
Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus. Allah Bapa yang mengutus Tuhan Yesus
ke dunia ini untuk menyelamatkan umat manusia, Tuhan Yesus yang melaksanakan
proses penebusan itu dengan wafat di kayu salib dan bangkit, sedangkan Allah
Roh Kudus yang menyelenggarakan dan menghidupi karya keselamatan itu sesudah
Tuhan Yesus bangkit.
Bila anda
bukan orang Kristen, saya sarankan tetap milikilah kepercayaan pada Tuhan
menurut agama atau aliran kepercayaan anda masing-masing. Jangan sampai anda
tidak percaya pada Tuhan, karena Tuhan itu benar-benar ada dan Ia sangat
mengasihi anda.
Berbicara
tentang Tuhan saya teringat akan semboyan retret Choice yaitu “Mengenal,
mencintai dan melayani-Mu, terindah dalam hidupku.” Saya rasa ini adalah
ungkapan mendalam pengalaman seseorang bersama Tuhan. Alangkah beruntungnya
kita bila kitapun dapat dengan jujur dan tulus bisa berkata demikian juga.
Bu Maria
pernah mengatakan pada saya bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh.
Kalau seseorang sakit, salah satu dari ketiga hal itulah yang terganggu dan
dapat dijumpai dimana ketiga hal itu semua terganggu, dan bahwa saya dapat
sembuh 100% dan lepas dari obat apabila saya percaya dan menyerahkan diri saya
sepenuhnya pada Tuhan Yesus. Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Jimmy dan Bu
Sri pada saya bahwa saya dapat sembuh 100% bila saya percaya dan mengandalkan
Tuhan Yesus 100%.
Pada suatu
hari saya menemukan selembar kertas berisi kata-kata Yesus yang sangat
menyentuh hati saya. Saya tidak tahu siapa nama pengarangnya, namun agaknya
kata-kata itu di tulis oleh seorang biarawan Pasionis karena ada lambang
konggregasi Pasionis. Lembaran itu berjudul: ”Cintailah aku sebagaimana adanya
engkau”, yang untuk memudahkan anda akan saya lampirkan di bawah ini:
“Cintailah Aku
sebagaimana adanya engkau”
Aku mengenal
kerapuhanmu, pergumulanmu dan penderitaan jiwamu, kekurangan, kelemahan dan
penyakit tubuhmu; Aku mengenal takutmu, dosa-dosamu, walaupun begitu, Aku tetap
berkata kepadamu: ”Berikanlah hatimu kepada-Ku,
cintailah Aku sebagaimana adanya engkau.”
Jika engkau
menantikan lebih dahulu menjadi malaikat dan baru kemudian menyerahkan dirimu
kepada cinta, engkau tidak akan pernah mencintai. Walaupun engkau masih juga
takut dalam menjalankan kewajiban dan keutamaan, walaupun masih jatuh dan jatuh
kembali didalam kelemahan yang sebenarnya tidak ingin kau lakukan lagi, Aku
tidak mengijinkan engkau untuk tidak mencintai Aku.
Cintailah
seperti apa adanya engkau. Disetiap saat dan dalam sikon apapun, dalam semangat
atau kekeringan, dalam kesetiaan atau ketidaksetiaan, cintailah Aku seperti apa
adanya engkau.
Aku
menghendaki kasih dari hatimu yang miskin itu; jika engkau menunggu menjadi
sempurna dahulu, engkau tidak akan pernah mencintai Aku.
Tidak dapatkah Aku mengubah setiap butir pasir dan
menjadikannya seorang serafin yang bercahaya kemurnian, kemuliaan dan cinta?
Bukankah Aku Yang Maha Kuasa? Jika Aku senang membiarkan berada dalam ketiadaan
makhluk-makhluk yang sangat indah ini dan menyukai cinta yang sederhana dari
hatimu, bukankah Aku ini tuan atas cinta Ku?
Putera-puteri-Ku,
biarkanlah Aku mencintaimu, Aku merindukan hatimu. Memang Aku rindu mengubah
engkau dalam peredaran waktu, tapi untuk sekarang ini Aku mencintaimu seperti
apa adanya engkau dan Aku ingin agar engkau berbuat begitu juga; Aku ingin melihat
dari kerapuhan yang paling mendasar lahirlah cinta. Aku mencintai di dalam
dirimu kelemahanmu juga, Aku ingin agar dari jiwa-jiwa yang tidak bersih
keluarlah terus-menerus suatu seruan; ”YESUS AKU MENCINTAI MU”.
Aku
menghendaki hanya melodi hatimu, Aku tidak membutuhkan baik ilmu maupun
bakatmu. Hanya satu hal saja yang Aku rindukan, melihat engkau bekerja dengan
cinta.
Bukan keutamaan-keutamaanmulah yang Aku rindukan,
sebab seandainya Aku mengaruniakannya kepadamu, pasti engkau yang begitu lemah
akan mempergunakan untuk memupuk cinta diri yang egois; jangan cemas karena
itu. Sebenarnya Aku dapat menentukan kamu untuk hal-hal yang mulia; tidak,
engkau akan menjadi hamba yang tidak berguna; malahan yang sedikit yang ada
padamu akan Aku ambil. Karena Aku telah menciptakan kamu hanya untuk cinta.
Hari ini Aku
berada di ambang pintu hatimu seperti seorang pengemis, Aku Raja dari segala
raja! Aku mengetuk dan menanti; bergegaslah, bukalah hatimu bagi-Ku. Jangan membawa kerapuhan sebagai
dalih; seandainya engkau sungguh mengenal kekuranganmu, pasti engkau mati
karena kesedihanmu. Yang akan dapat melukai Hati-Ku ialah sikapmu yang
ragu-ragu terhadap-Ku dan kurang percaya kepada-Ku.
Aku ingin agar
engkau membawa diri-Ku dalam hatimu pada setiap jam disiang maupun malam hari;
Aku ingin agar engkau melakukan perbuatan yang paling kecil sekalipun hanya
demi cinta. Aku meletakkan keyakinan-Ku atas dirimu untuk menemukan
kegembiraan.
Janganlah
engkau cemas karena engkau tidak memiliki keutamaan; Aku akan berikan kepadamu
segala yang Aku miliki. Apabila engkau menderita, Aku akan memberikan
kekuatan-Ku.
Engkau telah
memberi cinta, Aku mengaruniakan kemampuan mencintai lebih dari pada yang dapat
engkau harapkan maka ingatlah cintailah Aku seperti apa adanya. Aku telah
memberi Ibu-Ku; buatlah agar semua tindakanmu melalui Hatinya Yang Tidak
Bernoda.
Apa saja yang
terjadi, janganlah menunggu untuk menjadi suci baru mempersembahkan dirimu
kepada cinta, seandainya demikian engkau tidak akan pernah berhasil
mencintai-Ku.
Pergilah…”
Untuk belajar
lebih jauh apa artinya percaya pada Tuhan, marilah sekarang kita merenungkan
dan menarik kesimpulan sendiri dari enam perikop kitab suci berikut ini:
Perkawinan di Kana
(Yoh 2:1-10)
Pada hari
ketiga ada perkawianan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawianan itu. Ketika mereka
kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.”
Kata Yesus kepadanya; “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum
tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan
kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk
pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh
dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada
mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta, “Lalu mereka pun
membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur
itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang
mencedok air itu, mengetahuinya - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata
kepadanya: “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah
orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur
yang baik sampai sekarang.”
Angin ribut
diredakan
(Mrk 4:35-41,
dan lihat
pararelnya di Mat 8:23-27 dan Luk 8:22-25).
Pada
hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita
bertolak ke seberang.” Mereka meningggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan
membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan
perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat
dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai
penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.
Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau
tidak peduli kalau kita binasa?” Ia pun bangun, menghardik angin itu dan
berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu
menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu
takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata
seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau
pun taat kepada-Nya?”
Syarat berkenan
pada Tuhan
(Mat 7:21-23)
“Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga. Pada hari
terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!”
Menjala ikan
(Luk 5:4-7)
Yesus
berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu
untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami
bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau
menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya,
mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu
mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka
datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi
kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
Menjala ikan
(Yoh 21:2-6)
Di pantai
itu (danau Tiberias) berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus,
Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya
yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata
mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik
ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai
siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa
itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu
mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” Maka kata Yesus kepada mereka:
“Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu
mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya
ikan.
Yesus
menampakkan diri kepada Tomas
(Yoh 20:24-29)
Tetapi
Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada
bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang
lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada
mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku
mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam
lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Delapan
hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas
bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia
berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah
tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan
engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: “Ya
Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku,
maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar