Kamis, 12 September 2013

Tekad.



TEKAD


Tekad oh tekad dimanakah engkau?
Mengapa engkau menyembunyikan diri dariku?
Padahal sudah sekian lama,
aku telah berjuang mencari engkau.
Mengapa aku senang berkata, ”Ya”
pada kebaikan,
namun tidak melakukannya.
Mengapa kemudian aku menyesal,
tetapi tetap melakukannya.
Seakan-akan tidak bisa lepas dari dosa.
Mengapa sekarang segala sesuatunya,
engkau serahkan padaku?
Mengapa hatiku hampa?
Tidak ada bisikkan atau keyakinan,
yang menjadi titik tolak untuk berkata:
“Ya mulai detik ini aku bertobat.”

Mungkin aku merasa rugi,
karena melihat kenikmatan begitu besar,
yang seharusnya aku rasakan, bila berbuat dosa.
Sebenarnya aku lebih senang
bila engkau memberi aku niat,
tetapi justru engkau memberi kebebasan padaku.
Dan aku harus membuat titik
dalam kehampaan ini.
Mampukah aku?
Sekarang aku tak mau
memperhitungkan untung-rugi lagi.
Biarlah aku rugi.
Biarlah aku tidak menikmati
semua kenikmatan itu lagi.
Aku mau bertobat meskipun diejek bodoh dan sial.
Sekarang aku mengerti pertobatan adalah:
merupakan suatu pengorbanan.
Tuhan kalau boleh aku ingin mempersembahkan
segala kenikmatan,
yang seharusnya kurasakan itu padamu.

Tuhan sekarang aku mengucapkan:
selamat tinggal pada diriku yang lama,
dan aku membuka lembaran baru,
hidup suci murni di hadapan-Mu.
Biarlah aku menolak segala keinginan
untuk memuaskan egoku.
Asalkan aku berkenan pada-Mu.
Asalkan aku benar-benar mencintai-Mu.
Karena kini aku tahu:
“Mencintai-Mu adalah segalanya bagiku”.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar