MENERIMA SAKRAMEN PENGAMPUNAN DOSA
Sebelum
saya memulai sub judul ini ada baiknya saya kutipkan untuk anda nas kitab suci
berikut ini:
“Jika
kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan
kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.” (1 Yoh 8-9).
Terimalah
Sakramen pengakuan dosa agar dosa-dosa anda diampuni Tuhan, dengan demikian
anda akan disembuhkan dari luka-luka batin dan rahmat Allah akan kembali
mengalir dalam diri anda. Pengakuan dosa sebaiknya anda lakukan secara jujur
dan secara total tanpa menutup-nutupi dosa seberat apa pun atau sangat
memalukan seperti apa pun juga.
Setelah
mengaku dosa saya yakin anda akan lega dan plonk. Anda akan dibebaskan dari
segala beban rohani yang menghantui kemanapun anda pergi.
Inti Sakramen pengakuan dosa
adalah memulihkan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Apabila hubungan pribadi
kita dengan Tuhan telah dipulihkan, kita pun akan terdorong untuk memulihkan
hubungan kita dengan sesama yang telah rusak.
Dosa
seberat apapun juga akan diampuni Tuhan apabila kita bertobat. Tuhan akan
menerima kapanpun kita kembali pada-Nya. Tidak ada istilah terlanjur dalam
berbuat dosa. Kita selalu dikasihi Tuhan, walaupun kita menolak-Nya. Dan Dia
akan menunggu kita kembali pada-Nya, seperti yang terungkap dalam perikop kitab
suci berikut ini:
Perumpamaan
tentang anak yang hilang
Yesus berkata lagi: ”Ada
seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa,
berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya
membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian
anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh.
Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah
dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia
pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri
itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin
mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak
seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya,
katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya,
tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan
berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap Sorga dan terhadap bapa,
aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang
upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh,
ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya
itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu
kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap Sorga dan terhadap bapa, aku tidak
layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya:
Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah
cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun
itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini
telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka
mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan
ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian
tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa
arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah
menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka
marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan
berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun
aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku
belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan
sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan
harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih
anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu
bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut
bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali,
ia telah hilang dan didapat kembali.” (Luk 15:11-32).
Agar dapat diampuni Tuhan
mengaku dosa saja belumlah cukup. Selain mengaku dosa, kita pun harus
mengampuni semua orang yang telah melukai kita. Dasarnya dalam kitab suci
adalah:
“Ampunilah dan kamu akan diampuni.” (Luk 6:37)
“Ampunilah kesalahan kepada sesama orang, niscaya
dosa-dosamu pun akan dihapus juga.” (Sir 28:2)
“Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” (Mat 6:12).
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu
yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni
orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Mat 6:14-15).
Perumpamaan
tentang pengampunan
Kemudian
datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: ”Tuhan, sampai berapa kali aku harus
mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? sampai tujuh kali?”
Yesus berkata kepadanya: ”Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
Sebab hal
Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan
hamba-hambanya. Setelah ia mulai
mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang
sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya,
raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak istrinya dan segala
miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia,
katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan ku lunaskan. Lalu tergeraklah
hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan
menghapuskan hutangnya.
Tetapi
ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang
seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar
hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu,
hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke
dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
Melihat
itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi
kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata
kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu
seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan
menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Maka
Bapa-Ku yang di Sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu apabila kamu
masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (Mat
18:21-35).
Dosa-dosa yang diampuni dalam
Sakramen pengakuan dosa hanyalah segala dosa yang secara langsung (Eksplisit)
diucapkan, jadi dosa-dosa kita yang tidak kita akukan secara langsung, tidak
turut diampuni. Menurut saya mengaku dosa itu ada dua macam yaitu:
1.
Mengaku dosa atas dosa-dosa yang telah kita
perbuat secara langsung.
2.
Mengaku dosa karena tidak bisa mengampuni orang
lain yang telah menyakiti hati kita.
Untuk lebih jelasnya akan saya uraikan satu persatu yaitu:
1.
Mengaku dosa atas dosa-dosa yang telah kita
perbuat secara langsung
Yang
saya maksudkan dengan hal ini adalah apabila kita mengaku dosa, dan dengan
segera menyebutkan macam-macam jenis dosa yang kita lakukan. Meskipun pada
awalnya kita merasa malu dan berat untuk mengungkapkannya, segera setelah
dosa-dosa kita itu kita akukan kita akan merasakan rasa damai dan tentram, yang
sebelumnya tidak kita miliki sebelum mengaku dosa. Dan kemudian kita akan memperoleh
rahmat untuk menjaga kemurnian dan kesucian diri kita.
2.
Mengaku dosa karena tidak bisa mengampuni orang
lain yang telah menyakiti hati kita
Seperti yang telah kita ketahui
bersama, untuk dapat diampuni Tuhan kitapun harus mengampuni orang-orang yang
telah melukai hati kita. Namun ada banyak kasus dimana pelanggaran orang lain
itu begitu berat, yang menyebabkan kita mengalami kesulitan yang amat sangat
untuk mengampuninya misalnya orang itu memperkosa ibu kita, memperkosa istri
kita, memperkosa anak kita, membunuh ayah kita, membunuh ibu kita, membunuh
anak kita, membunuh saudara kita, menipu kita, membohongi kita, mencuri harta
milik kita, memfitnah kita, menghina diri kita di depan umum dan lain-lain.
Pada suatu acara doa Lectio divina yang saya ikuti, seorang Frater pernah
mengungkapkan sebuah cerita tentang hal ini yaitu:
“Ada seorang gadis yang cantik
jelita dan masih perawan. Ia menjadi korban kerusuhan Mei 1998, di Jakarta
beberapa tahun yang lalu. Gadis ini dipukuli, diperkosa, hartanya dijarah
hingga ludes kemudian ia hamil. Ia mengalami stress, frustasi dan depresi. Ia
bingung harus bagaimana dan ia terus-menerus meratapi nasibnya dan selalu
mengutuk sang pemerkosa. Ia sama sekali tidak bisa mengampuni sang pemerkosa.
Yang paling membingungkannya adalah tentang janin yang ada di dalam
kandungannya; akan dilahirkan dan dibesarkan atau diaborsi saja. Dalam
kebingungan yang amat sangat itu ia datang ke Gereja dan menerima Sakramen
pengakuan dosa. Di dalam kamar pengakuan ia tidak berkata apa-apa. Ia hanya
menangis tersedu-sedu tak henti, menumpahkan segala perasaan hatinya. Namun
bapak pengakuan dosanya mengerti akan keadaannya, kemudian ia diberi penitensi
dan setelah ia keluar dari kamar pengakuan dan melakukan penitensinya,
keajaiban terjadi. Tiba-tiba hawa damai, lega dan tentram perlahan-lahan
memasuki jiwanya, dan secara ajaib ia mendapat rahmat kekuatan untuk mengampuni
sang pemerkosa dan mengambil keputusan untuk menyayangi janin dalam
kandungannya, melahirkannya dan membesarkannya.”
Itulah
salah satu keajaiban Sakramen pengakuan dosa. Anda dapat berbuat hal yang sama
apabila anda merasa sangat berat untuk mengampuni seseorang. Anda dapat mengaku
dosa dengan kata-kata anda sendiri misalnya ”Bapa ampunilah saya karena saya
tidak bisa mengampuni…(Anda sebutkan nama orang yang sulit anda ampuni itu).”
Saya yakin setelah itu anda akan memperoleh rahmat sehingga anda menjadi dapat
mengampuni orang-orang yang telah melukai hati anda meskipun betapapun
beratnya.
Sebagai
bagian akhir sub judul ini saya mengajak anda untuk merenungkan beberapa ayat
kitab suci berikut ini:
“Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah
banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia
berbuat kasih.” (Luk 7:47)
“Dosamu telah diampuni!” (Luk 7:48)
“Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan
selamat!” (Luk 7:50)
“Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan
berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar