Senin, 23 September 2013

Menerima Sakramen Pengampunan Dosa.



MENERIMA SAKRAMEN PENGAMPUNAN DOSA

            Sebelum saya memulai sub judul ini ada baiknya saya kutipkan untuk anda nas kitab suci berikut ini:

            “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yoh 8-9).

            Terimalah Sakramen pengakuan dosa agar dosa-dosa anda diampuni Tuhan, dengan demikian anda akan disembuhkan dari luka-luka batin dan rahmat Allah akan kembali mengalir dalam diri anda. Pengakuan dosa sebaiknya anda lakukan secara jujur dan secara total tanpa menutup-nutupi dosa seberat apa pun atau sangat memalukan seperti apa pun juga.
            Setelah mengaku dosa saya yakin anda akan lega dan plonk. Anda akan dibebaskan dari segala beban rohani yang menghantui kemanapun anda pergi.
Inti Sakramen pengakuan dosa adalah memulihkan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Apabila hubungan pribadi kita dengan Tuhan telah dipulihkan, kita pun akan terdorong untuk memulihkan hubungan kita dengan sesama yang telah rusak.
            Dosa seberat apapun juga akan diampuni Tuhan apabila kita bertobat. Tuhan akan menerima kapanpun kita kembali pada-Nya. Tidak ada istilah terlanjur dalam berbuat dosa. Kita selalu dikasihi Tuhan, walaupun kita menolak-Nya. Dan Dia akan menunggu kita kembali pada-Nya, seperti yang terungkap dalam perikop kitab suci berikut ini:


Perumpamaan tentang anak yang hilang

Yesus berkata lagi: ”Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap Sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap Sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Luk 15:11-32).

Agar dapat diampuni Tuhan mengaku dosa saja belumlah cukup. Selain mengaku dosa, kita pun harus mengampuni semua orang yang telah melukai kita. Dasarnya dalam kitab suci adalah:

“Ampunilah dan kamu akan diampuni.” (Luk 6:37)

“Ampunilah kesalahan kepada sesama orang, niscaya dosa-dosamu pun akan dihapus juga.” (Sir 28:2)

“Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” (Mat 6:12).

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Mat 6:14-15).

Perumpamaan tentang pengampunan

            Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: ”Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: ”Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
            Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.  Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak istrinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan ku lunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
            Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
            Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
            Maka Bapa-Ku yang di Sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (Mat 18:21-35).
Dosa-dosa yang diampuni dalam Sakramen pengakuan dosa hanyalah segala dosa yang secara langsung (Eksplisit) diucapkan, jadi dosa-dosa kita yang tidak kita akukan secara langsung, tidak turut diampuni. Menurut saya mengaku dosa itu ada dua macam yaitu:

1.      Mengaku dosa atas dosa-dosa yang telah kita perbuat secara langsung.

2.      Mengaku dosa karena tidak bisa mengampuni orang lain  yang telah menyakiti hati kita.

Untuk lebih jelasnya akan saya uraikan satu persatu yaitu:

1.      Mengaku dosa atas dosa-dosa yang telah kita perbuat secara langsung

            Yang saya maksudkan dengan hal ini adalah apabila kita mengaku dosa, dan dengan segera menyebutkan macam-macam jenis dosa yang kita lakukan. Meskipun pada awalnya kita merasa malu dan berat untuk mengungkapkannya, segera setelah dosa-dosa kita itu kita akukan kita akan merasakan rasa damai dan tentram, yang sebelumnya tidak kita miliki sebelum mengaku dosa. Dan kemudian kita akan memperoleh rahmat untuk menjaga kemurnian dan kesucian diri kita.

2.      Mengaku dosa karena tidak bisa mengampuni orang lain yang telah menyakiti hati kita

Seperti yang telah kita ketahui bersama, untuk dapat diampuni Tuhan kitapun harus mengampuni orang-orang yang telah melukai hati kita. Namun ada banyak kasus dimana pelanggaran orang lain itu begitu berat, yang menyebabkan kita mengalami kesulitan yang amat sangat untuk mengampuninya misalnya orang itu memperkosa ibu kita, memperkosa istri kita, memperkosa anak kita, membunuh ayah kita, membunuh ibu kita, membunuh anak kita, membunuh saudara kita, menipu kita, membohongi kita, mencuri harta milik kita, memfitnah kita, menghina diri kita di depan umum dan lain-lain. Pada suatu acara doa Lectio divina yang saya ikuti, seorang Frater pernah mengungkapkan sebuah cerita tentang hal ini yaitu:
“Ada seorang gadis yang cantik jelita dan masih perawan. Ia menjadi korban kerusuhan Mei 1998, di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Gadis ini dipukuli, diperkosa, hartanya dijarah hingga ludes kemudian ia hamil. Ia mengalami stress, frustasi dan depresi. Ia bingung harus bagaimana dan ia terus-menerus meratapi nasibnya dan selalu mengutuk sang pemerkosa. Ia sama sekali tidak bisa mengampuni sang pemerkosa. Yang paling membingungkannya adalah tentang janin yang ada di dalam kandungannya; akan dilahirkan dan dibesarkan atau diaborsi saja. Dalam kebingungan yang amat sangat itu ia datang ke Gereja dan menerima Sakramen pengakuan dosa. Di dalam kamar pengakuan ia tidak berkata apa-apa. Ia hanya menangis tersedu-sedu tak henti, menumpahkan segala perasaan hatinya. Namun bapak pengakuan dosanya mengerti akan keadaannya, kemudian ia diberi penitensi dan setelah ia keluar dari kamar pengakuan dan melakukan penitensinya, keajaiban terjadi. Tiba-tiba hawa damai, lega dan tentram perlahan-lahan memasuki jiwanya, dan secara ajaib ia mendapat rahmat kekuatan untuk mengampuni sang pemerkosa dan mengambil keputusan untuk menyayangi janin dalam kandungannya, melahirkannya dan membesarkannya.”

            Itulah salah satu keajaiban Sakramen pengakuan dosa. Anda dapat berbuat hal yang sama apabila anda merasa sangat berat untuk mengampuni seseorang. Anda dapat mengaku dosa dengan kata-kata anda sendiri misalnya ”Bapa ampunilah saya karena saya tidak bisa mengampuni…(Anda sebutkan nama orang yang sulit anda ampuni itu).” Saya yakin setelah itu anda akan memperoleh rahmat sehingga anda menjadi dapat mengampuni orang-orang yang telah melukai hati anda meskipun betapapun beratnya.
            Sebagai bagian akhir sub judul ini saya mengajak anda untuk merenungkan beberapa ayat kitab suci berikut ini:

“Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” (Luk 7:47)

“Dosamu telah diampuni!” (Luk 7:48)

“Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Luk 7:50)

“Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:11)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar