MISI YANG TAK MUNGKIN
Ada seorang pasien yang
bernama Yohanes dan ada seorang suster mahasiswa Akper yang bernama Dewi.
Mereka bertemu di RSJ, ketika
Yohanes diopname dan suster Dewi sedang tugas praktek selama dua minggu. Adapun
suster Dewi mendapat tugas di ruangan Cenderawasih yaitu ruangan dimana Yohanes
dirawat. Pada waktu itu Yohanes jatuh cinta pada suster Dewi karena suster Dewi
sangat perhatian kepadanya, selain itu suster Dewi adalah seorang gadis yang
sangat cantik jelita. Lalu Yohanes berambisi untuk merebut hati suster Dewi. Ia
menyebutnya: “Misi yang tak mungkin”, walaupun tahu hal itu tidak mungkin namun
ia tetap berusaha. Perjuangan Yohanes antara lain: Memberi puisi-puisi, memberi
lukisan-lukisan, suka menyapa, ngobrol, bercerita dan belajar bahasa Inggris
pada suster Dewi. Orang jawa bilang: “Tresno jalaran seko kulino”, yang
artinya: “Cinta karena seringnya bertemu dan bergaul”. Begitupun hati suster
Dewi akhirnya luluh juga, ia akhirnya jatuh hati pada Yohanes. Dan mereka
berdua kemudian saling memberi dan menerima dalam cinta di rumah sakit jiwa.
Dua minggu kemudian tugas
praktek suster Dewi sudah berakhir, ia pun pamitan pada Yohanes. Ketika itu
suster Dewi sangat terharu kemudian meneteskan airmata. Setelah kepergian
suster Dewi, Yohanes merasa sangat kehilangan, ia sering melamun dan
menyendiri. Untuk mengobati rasa rindunya ia sering mengirim surat pada suster
Dewi. Adapun uang untuk membeli perangko ia dapatkan dari hasil jerih payahnya
menyetrika pakaian salah seorang mantri. Dan suster Dewi selalu membalas surat
Yohanes. Setelah menerima surat itu suster Dewi sering mengunjungi Yohanes.
Apabila bertemu mereka bersalaman, saling curhat kemudian berciuman.
Setelah dua tahun berada
di rumah sakit jiwa,
akhirnya pada suatu hari Yohanes dijemput pulang oleh keluarganya. Setelah
keluar dari rumah sakit jiwa Yohanes bekerja di sebuah rumah retret yang bernama
Universal Meeting Center yang terletak di Malang. Apabila hari libur tiba
yohanes mengajak suster Dewi jalan-jalan ke kota Malang dan sering nonton film
bersama di bioskop 21 Malang plaza. Adapun tempat favorit mereka adalah ngobrol
di alun-alun Malang sambil melihat air mancur. Yohanes juga sering bermain ke
rumah suster Dewi yang terletak di jalan Ijen Malang. Dan ia disambut baik oleh
keluarga suster Dewi karena penampilannya rapi dan sangat sopan.
Pada suatu hari keluarga
suster Dewi mengetahui kalau ternyata Yohanes pernah dirawat di rumah sakit
jiwa dan ia beragama Katolik, padahal suter Dewi dan keluarganya adalah pemeluk
agama Islam yang taat. Kemudian orangtua suster Dewi menyuruh suster Dewi untuk
menjauhi Yohanes. Tetapi suster Dewi tidak mau berpisah dengan Yohanes karena
ia sangat mencintai Yohanes, bahkan ia rela berpindah ke agama Katolik asalkan
bisa menikah dengan Yohanes. Namun
suster Dewi tidak memberi tahu Yohanes kalau keluarganya tidak menyetujui
hubungan mereka, bahkan
melarang mereka bertemu. Sampai akhirnya Yohanes tahu sendiri dari perubahan
sikap keluarga suster Dewi padanya.
Pada suatu hari Yohanes
melamar suster Dewi karena ia telah mengumpulkan banyak uang untuk pernikahan
mereka. Suster Dewi sangat bahagia tetapi lamaran itu ditolak oleh orangtua
suster Dewi. Yohanes pulang dengan sangat terpukul namun ia sudah mampu
mengendalikan diri sehingga tidak terlalu larut dalam stres, apalagi suster
Dewi selalu meyakinkannya kalau cintanya hanya untuk Yohanes seorang. Namun karena
sering memikirkan Yohanes maka suster Dewi jatuh sakit. Adapun penyakitnya didasari
oleh kehilangan harapan untuk hidup karena motivasi hidupnya adalah
membahagiakan Yohanes sedangkan semua pintu seolah-olah sudah tertutup baginya.
Hari demi hari suster Dewi semakin kurus, pucat dan lemah namun bila Yohanes
datang matanya berubah menjadi berseri-seri. Melihat kenyataan ini orangtua
suster Dewi pun mengalami kebingungan lalu berkata pada suster dewi: “Bagaimana
aku dapat menyetujui permintaanmu anakku, karena itu berarti merelakanmu untuk
berpindah agama. Ya suatu keyakinan yang aku pegang teguh secara turun-temurun.
Aku benar-benar tidak dapat menyetujui karena itu berlawanan dengan perasaan
dan pikiranku, kalau aku menyetujui maka perasaan dan pikiranku akan hancur
berkeping-keping. Tetapi bila aku tidak menyetui itu berarti aku mengingkari
kasihku padamu anakku, dan itu membuat hatiku menjadi amat sakit, apalagi
Yohanes pernah menderita sakit jiwa, aku takut pada suatu hari ia akan kumat
lagi dan engkau akan menderita sengsara”.
Pada suatu hari ada
kejadian tak terduga, yaitu adik suster Dewi yang bernama Erick mengalami
kecelakaan sepeda motor lalu meninggal dunia. Hal ini semakin memperburuk
kesehatan suster Dewi. Namun ternyata ada hikmahnya yaitu bahwa orangtua suster
Dewi tidak ingin kehilangan anak mereka yang tinggal satu-satunya yaitu suster Dewi. Mereka terlihat semakin
sayang pada suster Dewi dan mengabulkan keinginan suster Dewi untuk menikah
dengan Yohanes.
Pernikahan dilangsungkan
di gereja Katedral malang, dihadiri oleh semua saudara-saudara mereka dan
beberapa teman dekat. Setelah menikah suster Dewi bekerja di rumah sakit Panti
Waluya (RKZ) dan Yohanes tetap bekerja di rumah retret Universal Meeting Center
sebagai seorang cleaning service dan mereka dikarunia beberapa anak dan hidup
bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar