Kamis, 05 September 2013

Misi Yang Tak Mungkin.



MISI YANG TAK MUNGKIN

            Ada seorang pasien yang bernama Yohanes dan ada seorang suster mahasiswa Akper yang bernama Dewi. Mereka bertemu di RSJ, ketika Yohanes diopname dan suster Dewi sedang tugas praktek selama dua minggu. Adapun suster Dewi mendapat tugas di ruangan Cenderawasih yaitu ruangan dimana Yohanes dirawat. Pada waktu itu Yohanes jatuh cinta pada suster Dewi karena suster Dewi sangat perhatian kepadanya, selain itu suster Dewi adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita. Lalu Yohanes berambisi untuk merebut hati suster Dewi. Ia menyebutnya: “Misi yang tak mungkin”, walaupun tahu hal itu tidak mungkin namun ia tetap berusaha. Perjuangan Yohanes antara lain: Memberi puisi-puisi, memberi lukisan-lukisan, suka menyapa, ngobrol, bercerita dan belajar bahasa Inggris pada suster Dewi. Orang jawa bilang: “Tresno jalaran seko kulino”, yang artinya: “Cinta karena seringnya bertemu dan bergaul”. Begitupun hati suster Dewi akhirnya luluh juga, ia akhirnya jatuh hati pada Yohanes. Dan mereka berdua kemudian saling memberi dan menerima dalam cinta di rumah sakit jiwa.
            Dua minggu kemudian tugas praktek suster Dewi sudah berakhir, ia pun pamitan pada Yohanes. Ketika itu suster Dewi sangat terharu kemudian meneteskan airmata. Setelah kepergian suster Dewi, Yohanes merasa sangat kehilangan, ia sering melamun dan menyendiri. Untuk mengobati rasa rindunya ia sering mengirim surat pada suster Dewi. Adapun uang untuk membeli perangko ia dapatkan dari hasil jerih payahnya menyetrika pakaian salah seorang mantri. Dan suster Dewi selalu membalas surat Yohanes. Setelah menerima surat itu suster Dewi sering mengunjungi Yohanes. Apabila bertemu mereka bersalaman, saling curhat kemudian berciuman.
            Setelah dua tahun berada di rumah sakit jiwa, akhirnya pada suatu hari Yohanes dijemput pulang oleh keluarganya. Setelah keluar dari rumah sakit jiwa Yohanes bekerja di sebuah rumah retret yang bernama Universal Meeting Center yang terletak di Malang. Apabila hari libur tiba yohanes mengajak suster Dewi jalan-jalan ke kota Malang dan sering nonton film bersama di bioskop 21 Malang plaza. Adapun tempat favorit mereka adalah ngobrol di alun-alun Malang sambil melihat air mancur. Yohanes juga sering bermain ke rumah suster Dewi yang terletak di jalan Ijen Malang. Dan ia disambut baik oleh keluarga suster Dewi karena penampilannya rapi dan sangat sopan.
            Pada suatu hari keluarga suster Dewi mengetahui kalau ternyata Yohanes pernah dirawat di rumah sakit jiwa dan ia beragama Katolik, padahal suter Dewi dan keluarganya adalah pemeluk agama Islam yang taat. Kemudian orangtua suster Dewi menyuruh suster Dewi untuk menjauhi Yohanes. Tetapi suster Dewi tidak mau berpisah dengan Yohanes karena ia sangat mencintai Yohanes, bahkan ia rela berpindah ke agama Katolik asalkan bisa menikah dengan Yohanes. Namun  suster Dewi tidak memberi tahu Yohanes kalau keluarganya tidak menyetujui hubungan mereka, bahkan melarang mereka bertemu. Sampai akhirnya Yohanes tahu sendiri dari perubahan sikap keluarga suster Dewi padanya.
            Pada suatu hari Yohanes melamar suster Dewi karena ia telah mengumpulkan banyak uang untuk pernikahan mereka. Suster Dewi sangat bahagia tetapi lamaran itu ditolak oleh orangtua suster Dewi. Yohanes pulang dengan sangat terpukul namun ia sudah mampu mengendalikan diri sehingga tidak terlalu larut dalam stres, apalagi suster Dewi selalu meyakinkannya kalau cintanya hanya untuk Yohanes seorang. Namun karena sering memikirkan Yohanes maka suster Dewi jatuh sakit. Adapun penyakitnya didasari oleh kehilangan harapan untuk hidup karena motivasi hidupnya adalah membahagiakan Yohanes sedangkan semua pintu seolah-olah sudah tertutup baginya. Hari demi hari suster Dewi semakin kurus, pucat dan lemah namun bila Yohanes datang matanya berubah menjadi berseri-seri. Melihat kenyataan ini orangtua suster Dewi pun mengalami kebingungan lalu berkata pada suster dewi: “Bagaimana aku dapat menyetujui permintaanmu anakku, karena itu berarti merelakanmu untuk berpindah agama. Ya suatu keyakinan yang aku pegang teguh secara turun-temurun. Aku benar-benar tidak dapat menyetujui karena itu berlawanan dengan perasaan dan pikiranku, kalau aku menyetujui maka perasaan dan pikiranku akan hancur berkeping-keping. Tetapi bila aku tidak menyetui itu berarti aku mengingkari kasihku padamu anakku, dan itu membuat hatiku menjadi amat sakit, apalagi Yohanes pernah menderita sakit jiwa, aku takut pada suatu hari ia akan kumat lagi dan engkau akan menderita sengsara”.
            Pada suatu hari ada kejadian tak terduga, yaitu adik suster Dewi yang bernama Erick mengalami kecelakaan sepeda motor lalu meninggal dunia. Hal ini semakin memperburuk kesehatan suster Dewi. Namun ternyata ada hikmahnya yaitu bahwa orangtua suster Dewi tidak ingin kehilangan anak mereka yang tinggal satu-satunya yaitu suster Dewi. Mereka terlihat semakin sayang pada suster Dewi dan mengabulkan keinginan suster Dewi untuk menikah dengan Yohanes.
            Pernikahan dilangsungkan di gereja Katedral malang, dihadiri oleh semua saudara-saudara mereka dan beberapa teman dekat. Setelah menikah suster Dewi bekerja di rumah sakit Panti Waluya (RKZ) dan Yohanes tetap bekerja di rumah retret Universal Meeting Center sebagai seorang cleaning service dan mereka dikarunia beberapa anak dan hidup bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar